Kegiatan budidaya ikan diharapkan
menjamin ketersediaan sumber protein hewani asal ikan, tetapi juga meningkatan
ksejahteraan pembudidaya. Kendala dalam kegiatan budidaya ikan adalah penyakit
yang dapat menurunkan produksi, kerugian dan kegagalan usaha budidaya.
Pengelolaan kesehatan ikan adalah merencanakan, membangun dan mengoperasikan
system yang bertujuan untuk mencegah kasus penyakit. Untuk itu diperlukan empat
upaya dalam menanggulangi penyakit yakni 1) Penyediaan kualitas lingkungan
budidaya yang optimal, 2)penyediaan induk yang bebas dari penyakit , 3)
Pengelolaan pakan dan 4) pengelolaan kesehatan. Ikan terserang penyakit sebagai
akibat dari interaksi antara inang/ikan, pathogen yang virulen, dan kualitas
lingkungan yang memburuk. Penyakit pada ikan dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu
penyakit infeksius dan non infeksius. Pertama, penyakit infeksius disebabkan
oleh organisme pathogen yang ada dalam lingkungan atau terbawa oleh media
pembawa lain yaitu penyakit parasitic, mikotik, bacterial dan viral. Kedua,
penyakit non-infeksius biasanya disebabkan oleh masalah lingkungan, difesiensi
nutrisi atau abnormalitas genetis.
Salah satu penyakit yang melanda
udang vanname adalah white feces syndrome (WFS) disebabkan oleh bakteri vibrio
spp, microsporidia dan parasite gregarine pada organ pencernaan (lambung,
hepatopankreas dan usus). Faktor pemicu udang vanname terserang WFS antaralain
warna air cenderung hijau tua, kecerahan cenderung pekat (transparansi sekitar
20 cm), alkalinitas tinggi (> 200 mg/l), pH air > 8, TVC (total vibrio
count) dalam air >102 cfu/ml, bahan organic tinggi (>100) dan
TAN (total ammonia nitrogen) tinggi. Menurut Jayadi et al., (2016) udang vannamei
yang terserang WFS mengalami penurunan nafsu makan, pertumbuhan udang menjadi
tidak normal, adanya kotoran berwarna putih yang mengambang di permukaan
perairan, usus udang berwarna putih dan terlihat kosong karena kurang makan. Penyakit
WFS pada udang vanname menyebabkan
penurunan kemampuan daya cerna terhadap pakan dan diikuti penurunan kemampuan
serapan nutrisi (konversi pakan).
Tanda udang terserang WFS (Gambar : aquacultureresearch2018.wordpress.com) |
Upaya yang telah dilakukan untuk
mengatasi penyakit WFS dengan mengurangi tingkat kepadatan produksi. Hal ini
menyebabkan penurunan kandungan bahan organic di perairan sehingga mengurangi
pertumbuhan bakteri Vibrio spp. Selain itu penggunaan probiotik yang mengandung
Bacillus subtilis untuk menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio spp. Serta
penggunaan bawang putih yang diaplikasikan ke pakan (Limsuwan, 2014).Penyebab dari WFS adalah
manajemen kualitas air yang buruk yang menyebabkan oksigen terlarut dan
allkanitas yang rendah serta manajemen pakan yang buruk menyebabkan polusi
perairan. Kualitas air dan manajemen pakan yang buruk mengakibatkan timbulnya
bakteri Vibrio spp. yang menyebabkan penyakit WFS (Mastan, 2015)