Anatomi Bakteri https://thumbs.dreamstime.com/z/bacteria-cell-anatomy-medical-illustration-83999582.jpg |
A. Pengertian Bakteri
Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” (bahasa Yunani)
yang berarti tongkat atau batang. Bakteri dapat didefinisikan sebagai mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil
(meskipun ada tapi sedikit), berkembang biak dengan pembelahan diri, dan hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
B. Morfologi Bakteri
1. Bentuk dasar bakteri
- Batang (basil) : monobasil, diplobasil, streptobasil
- Bulat (coccus) : monokokus, diplokokus, streptokokus, tetrakokus
- Lengkung (koma, vibrion, spiral) : vibrio, spirilium
2. Anatomi Bakteri
- Kapsul : bukan merupakan bagian anatomi bakteri karena hasil dari ekskresi bakteri
- Dinding sel : untuk memberi bentuk, kekuatan dan perlindungan terhadap sel. Terletak antara kapsul dan membrane sel.
- Membran sel : selaput pembungkus sitoplasma, bagian vital bakteri seperti pengaturan osmoregulasi. Jika membran sel rusak maka bakteri akan mati.
- Sitoplasma : cairan dalam sel
- Nukletoid : tidak mempunyai dinding sel
- Plasmid : materi genetic non esensial, tidak berkaitan dengan viabilitas (daya hidup)
- Ribosoma : tempat sintesa protein
- Flagela : membantu pergerakan
- Fili (banyak), Pilus (tunggal) : alat untuk melekat, menempel pada makanan dan melakukan konjugasi (reproduksi seksual).
3. Komposisi biokimia
sel bakteri
Komposisi biokimia sel bakteri yang terdiri dari air bebas dan terikat sekitar 70 – 85% dan bahan organic dan anorganik 15 – 30%. Fungsi air bagi
bakteri yaitu
- Ikut ambil bagian dalam semua proses kimia
- Sumber oksigen bagi bahan organic sel
- Pelarut nutrient sehingga dapat diserap
- Menyerap panas yang dihasilkan selama metabolisme berlangsung
Menurut Pelczar et al (2008), dinding sel merupakan struktur dasar sel bakteri yang tersususn dari peptidoglikan (gabungan protein dan polisakarida). Ketebalan dari peptidoglikan dapat membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal sedangkan bakteri gram negatif memiliki peptidoglikan tipis. Membran plasma bakteri adalah membran yang menyelubungi sitoplasma yang tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein. Sitoplasma adalah cairan sel. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA. Flagellum atau bulu cambuk sebagai alat gerak pada bakteri yang berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
C. Perkembangbiakan
Bakteri
Bakteri umumnya
melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak
kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan
biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara seksual
yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran
materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA. Rekombinasi
genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu transformasi adalah pemindahan
sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel
bakteri yang lainnya, transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel
bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu
bakteriofage (virus bakteri), konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa
plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti
jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri
gram negatif (Pelczar et al, 2008).
D. Penggolongan Bakteri
1.Berdasarkan kebutuhan oksigen
a.Aerob : menggunakan oksigen bebas
- Obligate aerob : bakteri yang tidak dapat hidup tanpa oksigen
- Aerob fakultatif : bakteri aerob yang dapat hidup dalam kondisi anaerob
- Mikroaerofil : bakteri yang butuh oksigen dalam jumlah sedikit
- Obligate anaerob : bakteri yang dapat hidup tanpa ada oksigen
- Aerotoleran : bakteri yang tidak mati dengan adanya oksigen
- Kapnofil : bakteri anaerob yang memerlukan oksigen rendah dan karbon tinggi
- Fototrof : mendapatkan energi dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis
- Kemotrof : mendapatkan energy dari reaksi oksidasi bahan kimia
3. Berdasarkan donor electron
- Litotrof : menggunakan donor electron bahan anorganik
- Organotrof : menggunakan donor electron bahan organik
- Autotrof : menggunakan karbon anorganik (CO2, HCO3-, CO3 2-) sebagai sumber karbonnya à fitoplankton
- Heterotrof : menggunakan bahan organic sebagai sumber karbonnya (C, H, N, O, P) à zooplankton
E. Uji Biokimia Bakteri
Uji
biokimia dilakukan untuk identifikasi bakteri terdiri dari uji TSIA, indol,
rediksi nitrat, urease, gelatin, O/F, LIA, Simmon’s Citrate,
gula, oksidase dan katalase.
1. Uji
TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Uji TSIA bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri yang berasal dari kelas enterobacteriaceae. Uji Triple Sugar Iron agar (TSIA)
merupakan metode untuk melihat kemampuan mikroorganisme dalam memfermentasikan gula. Medium TSIA mengandung 3 macam gula yaitu glukosa, laktosa, dan sukrosa serta terdapat indikator fenol merah dan FeSO4 untuk memperlihatkan pembentukan H2S yang ditunjukkan dengan adanya endapan hitam. Hasil positif
ditandai dengan munculnya warna kuning dan merah. Warna kuning muncul karena
adanya fermentasi bakteri terhadap glukosa, sukrosa, ataupun laktosa dalam
konsentrasi tinggi sedangkan dalam konsentrasi gula yang rendah hanya nampak
warna merah. Sedangkan hasil positif adanya H2S ditandai dengan
adanya warna hitam (Maharani, 2012).
2.
Uji Indol
Uji
indol bertujuan untuk mengatahui apakah suatu bakteri dapat menghasilkan gugus
indol dari triptofan. Suatu bakteri yang memiliki enzim tritofanase akan mampu
menghidrolisis triptofan mnjadi prodduk-produk metabolik seperti indol, asam
piruvat, dan ammonia. Keberadaan gugus indol dapat didteksi dengan menggunakan
reagent Kovacs. Indol yang bereaksi dengan reagen Kovacs akan menghasilkan
cincin warna merah pada permukaan medium (Maharani, 2012).
3.
Uji Reduksi nitrat
Keberadaan nitrit
dalam media diuji dengan penambahan asam sulfanilat dan α-naftilamin yang akan
bereaksi dengan nitrit yang ditunjukkan dengan perubahan warna media menjadi
merah atau merah muda. Pada tabung yang tidak menunjukkan perubahan warna,
ditambahkan bubuk Zn untuk melihat reduksi nitrat menjadi nitrit. Bila
didapatkan nitrat dalam medium, maka kaldu berubah warna menjadi merah muda
atau merah karena Zn mereduksi nitrat menjadi nitrit dan nitrit ini bereaksi
dengan reagen uji dan terbentuk warna merah. Reduksi nitrat terjadi pada kebanyakan
bakteri anaerob fakultatif dengan menggunakan nitrit. O2 dapat
menghambat reduksi nitrat sehingga dalam reaksi, O2 dihabiskan
kemudian menggunakan nitrat pada bakteri anaerob ( Lay, 2004 ).
4.
Uji Urease
Urease
broth merupakan media differensial yang dapat membedakan bakteri penghasil
eksoenzim yaitu enzim urease (untuk menghidrolisa urea menjadi amonia
karbondioksida). Kandungan Urease broth meliputi Buffer, Urea, sedikit nutrient,
indicator phenol red. Phenol red berubah jadi kuning →lingkungan asam , berubah
merah muda →lingkungan basa. Prinsip uji urease yaitu media urea terdegradasi
menjadi amoniak menyebabkan lingkungan basa, maka media menjadi merah muda .
Sebagian besar bakteri golongan enteric dapat mendegrasi urea, tetapi lambat. Fungsi
uji urease adalah mendeteksi bakteri yang dapat mendegradasi dengan cepat
“urease- positif” (Anonim, 2011).
5. Uji
Gelatin
Uji
gelatin bertujuan untuk mengetahui apakah suatu bakteri memiliki enzim
gelatinase yang mampu mengidrolisis gelatin atau tidak. Jika pada uji ini hasil
positif maka ditandai dengan adanya pencairan gelatin, tetapi jika hasil
positif maka gelatin tetappadat (Maharani, 2012).
6.
Uji O/F (Oksidatif/Fermentatif)
Uji oksidatif
fermentasi bertujuan untuk mengetahui apakah suatu bakteri mampu
melakukan fermentasi dan oksidasi, yang ditandai dengan munculnya warna kuning
pada medium OF. Pada uji OF jika organisme oksidatif terjadi apabila terlihat
perubahan warna pada media yang terbuka, sedangkan organisme fermentatif dapat
diindikasikan dengan melihat tidak adanya perubahan warna pada media yang tertutup
(Fahri, 2008).
7.
Uji LIA (Lysine Iron Agar)
Uji
LIA pada bakteri bertujuan untuk melihat kemampuan mikroorganisme dalam
mendekarboksilase lisin membentuk amin kadaverin yang bersifat basa, dimanaa indikator
bromkresol ungu dari warna coklat berubah menjadi warna ungu (reaksi
positif). Reaksi ini dapat disertai atau tidak disertai dengan pembentukan gas (adanya gelembung/pecahnya agar
di daerah tusukan atau adanya endapan hitam) (Rifa, 2012).
8. Uji
Gula
Uji
gula-gula di gunakan untuk melihat adanya kemampuan bakteri dalam
memfermentasikan karbohidrat menjadi asam-asam organik, yaitu dengan adanya
perubahan warna indikator yang terdapat dalam pemberian warna merah menjadi
warna kuning. Dimana mokroorganisme memperoleh energi dari substrat berupa
karbohidrat yang selanjutnya di fermentasi menjadi asam-asam organik disertai
atau tidak terbentuknya gas. Organisme-organisme yang berbeda akan menggunakan
karbohidrat yang berbeda tergantung dari komponen enzim yang dimilikinya
(Anggi, 2012).
9. Uji
Simmon’s Citrate
Uji
Simmon’s Citrate digunakan untuk melihat kemampuan
organisme enteric berdasarkan kemampuan memfermentasi sitrat sebagai sumber
karbon. Perbenihan Simmon’s Citrate ini mengandung indicator biru bromtimol
yang akan berubah menjadi biru pada reaksi positif dan tetap hijau jika reaksi
negative (Anggi, 2012).
10. Uji
Oksidase
Uji
oksidase bertujuan untuk membedakan bakteri berdasarkan aktivitas
sitokromoksidase. Enzim-enzim oksidase memainkan peran yang vital dalam pelaksanaan
system transport electron pada respirasi aerob. Sotokrom oksidase mengkatalisis
oksidase dari sitokrom yang tereduksi oleh oksigen molekular (O²), menghasilkanpembentukan
H₂O
atau H₂O₂. Uji oksidase merupakan
alat untuk membedakan antara anggota-anggota dalam genius Neisseriadan
Pseudomonas, yang merupakan oksidase positif, dan Enterobacteriaceae yang merupakan
oksidase negative. Kemampuan bakteri untuk menghasilkan sitokrom oksidase dapat
ditunjukkan dengan penambahan
pereaksi uji p-aminodimetilanilin oksalat, terhadap koloni-koloni yang
ditumbuhkan pada suatu media agar. Pereaksi merah muda cerah ini berperan
sebagai substrat buatan, memberikan elektron dan karenanya akan teroksidasi menjadi senyawa berwarna kehitaman dan oksigen
bebas. Setelah penambahan pereaksi uji, terjadinya warna merah muda,
kemudian merah marun, dan pada akhirnya warna kehitaman pada permukaan koloni
menandakan dihasilkannya sitokrom oksidase dan menunjukkan hasil positif. Tidak
terjadinya perubahan warna, atau warna merah muda cerah pada koloni, menandakan
tidak adanya aktivitas oksidase, menunjukkan
hasil uji yang negatif (Rifa, 2012).
11. Uji
Katalase
Uji katalase bertujuan
untuk mengetahui adanya enzim katalase yang dihasilkan oleh suatu bakteri untuk
memecah H2O2 menjadi H2O dan O2.
Peroksida merupakan senyawa yang sangat berbahaya bagi bakteri karena merupakan
gas yang bersifat toksik yang menyebabkan rusaknya sel-sel bakteri. Enzim
katalase pada bakteri dapat dideteksi dengan penambahan substrat H2O2.
Hasil positif dari aktivitas katalase positif ditandai dengan adanya gelembung
gas O2 (Maharani, 2012).
boleh minta referensi nya mbak?
BalasHapus