Oleh : Restu Putri Astuti
Kali ini saya bersama teman – teman
PIJA (Perikanan Jelajah Alam) mengeksplorasi pantai di Malang Selatan. Malang
Selatan memiliki banyak pantai yang patut untuk dikunjungi, selain Pantai
Balekambang dan Pantai Goa Cina yang sudah lebih dulu tersohor. Jika kita
berencana berlibur sambil berpetualang, Pantai Tiga Warna bisa menjadi pilihan.
Mungkin teman - teman belum terlalu familiar dengan Pantai Tiga Warna.
Dimanakah lokasi Pantai Tiga Warna? Apa saja yang akan kita dapat lakukan di
Pantai Tiga Warna? Dan apa saja yang tidak boleh dilakukan ?
Perjalanan ber-14 orang ini kami
tempuh dengan sepeda motor tak lupa menerjang hujan selama perjalanan. Jadi
lebih baik kita sedia jas hujan sebelum kehujanan. Selama perjalanan kita
mengalami kendala seperti ada salah satu motor mengalami kerusakan, sehingga
penting untuk traveler memeriksa kondisi kendaraan sebelum menempuh perjalanan.
Persiapkan juga logistic yang memadai karena disana bukanlah pantai macam tempat
rekreasi. Alami. Tidak ada toilet (hanya tersedia di pos utama) dan tentu tidak
ada warung kopi. Hehe. Untuk menuju Pantai Tiga Warna, traveler menuju
Sendangbiru tepatnya sebelum memasuki TPI Sendangbiru ada penunjuk jalan ke
arah Pantai Clungup. Memang penanda jalan yang ada belum begitu memadai, hanya
berupa plang besi kecil dan kayu yang dipilox tulisan “Pantai Clungup”. Dan
penunjuk jalan tersebut membawa kami ke gang perkampungan penduduk. Awalnya
saya keheranan dan bertanya kepada teman, kok kita masuk perkampungan penduduk,
ya memang ini trek perjalanannya. Ternyata Pantai Tiga Warna dapat dicapai
setelah kita melewati Pantai Clungup dan Pantai Gatra.
Kalau ditanya treknya, ya amazing.
Jangan bayangkan jalanan beraspal ataupun minimal jalan batu seperti ke pantai
Goa Cina. Yang ada, adalah jalanan tanah yang ketika tersiram air hujan berubah
menjadi tanah berlumpur. Licin dan jalanan sempit hanya muat untuk satu motor. Jadi
traveler tidak bisa membawa mobil yaa. Rimbunan kebun pisang di kanan kiri jalan
menemani perjalanan. Sempat terseok – seok motor kami di jalanan yang licin. Jika
kita memang belum pernah melewati jalanan itu termasuk membingungkan, karena
beberapa kali ada persimpangan jalan. Kira – kira 2-3 km kemudian kita baru
finish di pos utama pantai Clungup. Pos pantau pantai Clungup terbuat dari
bale-bale bambu. Sederhana tapi penuh makna, karena seakan ingin menyatu dengan
alam. Malam itu, kami disambut sekitar 8 bapak – bapak jagawana kawasan
konservasi tersebut. Yang pertama kita lakukan ya pasti membayar tiket seharga
Rp 6.000/orang plus parkir motor Rp 5.000/motor. Disarankan untuk para traveler
yang berencana camp, menelpon pihak Bhakti Alam yaitu Pak Saptoyo 081233339889
untuk konfirmasi dan memesan tenda camping.
Tak perlu repot membawa tenda, karena
pihak Bhakti Alam menyediakan penyewaan tenda. Cukup membayar Rp 25.000,-/
tenda (muat 5 orang) dan kita mendapatkan satu matras. Selain itu, kita juga
diwajibkan membayar biaya sewa lahan Rp 25.000/tenda. Jadi total biaya Rp
50.000,-. Karena Pantai Tiga Warna termasuk dalam kawasan Bhakti Alam tidak
diperbolehkan untuk mendirikan tenda menginap bagi para pengunjung. Traveler
diperbolehkan camping di kawasan Pantai Clungup dan Pantai Gatra. Oh ya yang
lebih penting lagi, disini traveler harus mematuhi peraturan untuk ikut menjaga
kelestarian kawasan konservasi mangrove dan terumbu karang. Untuk itu tiap
pengunjung diwajibkan untuk melaporkan barang bawaannya. Berikut peraturan
nomor 8 yang tertera di samping pos pantau “Barang yang dibawa masuk harus
dibawa keluar, jika barang yang masuk tidak sesuai dengan barang yang dibawa
keluar, akan dikenakan sanksi sebesar Rp 100.000/item limbah/barang yang hilang
dari daftar checklist barang”. Nah karena peraturan ini tentu berdampak pada bersihnya
kawasan pantai Clungup, Gatra dan Tiga Warna. Traveler yang ingin merasakan
sensasi snorkeling di Malang, bisa mendapatkannya jika mengunjungi Pantai Tiga
Warna. Untuk itu menuju lokasi Pantai Tiga Warna harus didampingi
guide/pemandu, dengan biaya sebesar Rp 75.000/10 orang.
Setelah memarkirkan kendaraan, lanjut
perjalanan menuju Pantai Clungup dan kita memilih Pantai Gatra sebagai lokasi
camp kita. Perjalanan kita pilih susur pantai yang saat itu sedang mulai
pasang. Hati – hati ya karena batu karang cukup licin dan tajam, disarankan
memakai alas kaki yang nyaman dan aman
seperti sandal gunung. Ternyata kawasan Pantai Gatra ada 4 kelompok besar yang
telah datang terlebih dulu. Setelah memilih lokasi camp yang sesuai, kita mulai
mendirikan tenda. Tenda siap, waktunya mengisi perut yang sudah keroncongan.
Membakar ikan menjadi aktivitas kami selanjutnya. Terasa menyenangkan ketika
kita menikmati santap malam dengan ikan bakar dan nasi telah lebih dulu kita
siapkan sebelumnya. Derai tawa saling lempar gurauan menambah suasana akrab
diiringi desiran ombak dan semilir angin. Istirahat malam berlanjut setelah
kita sudah merasa mengantuk, siapkan stamina untuk esok pagi. Karena kita hanya
menyewa dua tenda, para lelaki PIJA mempersilahkan kami kaum perempuan untuk
tidur di dalam tenda dan mereka menghabiskan malam tidur beralaskan terpal.
Terimakasih
Sarapan ala PIJA |
Pantai Mini Raja Ampat |
Pemandangan dari Atas Bukit |
Perjalanan
menuju Pantai Tiga Warna dilalui dengan jalan yang cukup terjal, karena kita
“dipaksa” untuk menaiki bukit. Hehe. Ya disinilah, ke pantai sekaligus hiking.
Lumayanlah treknya untuk membuat tubuh berkeringat. Siapkan fisik yaa. Selama
perjalanan kita disuguhi pemandangan lautan lepas dari atas bukit. Kita akan melewati pantai Savana kemudian saat kita mendaki bukit selanjutnya kita disuguhi pemandangan dari atas bukit di pantai Mini (salahsatu pantai yang akan
kita lewati) mirip dengan Raja Ampat dan ada pantai Watu Retak yang memang bebatuannya retak dihantam
gelombang. Setelah melewati ketiga pantai dan tiga bukit kita akhirnya sampai
pada Pantai Tiga Warna. Alhamdulillah. Intinya jika kita menuju Pantai Tiga Warna harus melewati 6 pantai. Clungup - Gatra - Savana - Mini - Watu Retak - Tiga Warna. Menyenangkan bukan. Satu trip dapet view 6 pantai sekaligus. Hehe.
Snorkling bareng |
Free diving |
Terumbu karang di Pantai Tiga Warna |
Jenis terumbu karang penghuni Pantai Tiga Warna
adalah jenis hard coral warna warni. Kita juga menemui beberapa jenis ikan yang
asik bermain. Sayang, menurut saya kondisi terumbu karang dalam kondisi yang
kurang sehat. Jadi sebenarnya kawasan ini juga membutuhkan perhatian terutama
kegiatan transplantasi terumbu karang.
Di pinggir pantai Tiga Warna memang steril dari sampah, hanya belum ada
plang penanda untuk mengingatkan pengunjung selama menikmati snorkeling. Misalnya
tidak menyentuh maupun menginjak terumbu karang, karena tentu saja itu akan
merusak terumbu karang. Terumbu karang sangat sensitive pada gangguan dari alam
dan manusia tentunya. Para traveler Pantai Tiga Warna yuk ikut menjaga terumbu
karang selama kegiatan snorkeling dengan tidak menginjak dan menyentuh terumbu
karang serta jangan membuang sampah ya..
Kegiatan konservasi dan pengawasan oleh Bhakti Alam
Sendangbiru yang dikelola masyarakat sekitar, sudah menunjukkan keterlibatan partisipasi
masyarakat agar tetap melindungi lingkungannya. Mereka sudah memiliki kelompok
pengelola mangrove dan terumbu karang. Bahkan secara rutin diadakan kegiatan
penanaman mangrove. Semoga tetap dipertahankan dan ditingkatkan kinerja pihak
Bhakti Alam Sendangbiru. Sekian cerita jelajah Pantai Tiga Warna. Semoga
bermanfaat bagi para traveler. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar