Ikan Hiu (www.playbuzz.com) |
Yuk mengenal ikan hiu
Teman
– teman pasti pernah menonton film yang menampilkan tokoh utama Hiu bukan?
Seperti film dengan judul Jaws, Deep Blue Sea, The Reef, Finding Nemo dan masih
banyak lagi lainnya. Dibenak kita menganggap ikan hiu itu menyeramkan karena didalam
film selalu menjadi aktor pembunuh. Faktanya jumlah hiu yang dibantai manusia di
dunia sebanyak 100 juta ekor per tahun sedangkan insiden hiu menyerang manusia
kurang dari 100 kejadian setiap tahunnya. Nah, siapa tuh yang lebih pantas
disebut sebagai pembunuh? Manusia. Tapi tahukah kita ternyata peran hiu di
perairan laut sangat besar lho untuk menjaga ekosistem laut. Nah mari kita
mengenal lebih jauh tentang ikan hiu…
Ikan
hiu termasuk dalam kelompok ikan bertulang rawan yaitu Kelas Chondrichthyes dan
sub Kelas Elasmobranchii yang kemudian terdiri dari kelompok ikan hiu dan pari.
Menurut Compagno et al., (2005), pada perairan tawar hingga laut dalam terdapat
lebih dari 500 jenis hiu. Wah, luar biasa beragam ya jenisnya. Bagaimana dengan
keragaman ikan hiu di Indonesia? Ternyata di perairan Indonesia terdapat 117
jenis ikan hiu yang termasuk ke dalam 25 marga (Fahmi & Dharmadi, 2013).
Hiu, termasuk golongan ikan atau mamalia ?
Hiu
termasuk golongan ikan (pisces) karena memiliki sisik yang menutupi seluruh
tubuhnya. Tipe sisik yang dimiliki oleh ikan hiu adalah plakoid. Hiu menggunakan insang untuk bernafas. Selain itu hiu
merupakan binatang berdarah dingin (poikilotermik) yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh
lingkungannya dan tidak mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri.
Berbeda
halnya dengan mamalia laut seperti paus dan lumba – lumba yang mampu mengatur
suhu tubuh internalnya. Mamalia laut merupakan mamalia yang hidup bergantung
pada laut. Karakteristik mamalia laut binatang yaitu menghirup udara untuk
bernafas, berdarah panas, melahirkan anak, dan memiliki kelenjar susu.
Apa saja jenis ikan hiu yang dilindungi di
Indonesia ?
Konvensi tentang perdagangan
internasional tumbuhan dan satwa liar “Convention on International Trade of
Wild Fauna and Flora” (CITES) di Indonesia terdapat empat spesies ikan hiu yang
masuk dalam daftar Apendiks II yaitu tiga spesies hiu martil (Sphyrna lewini, S.mokarran, S. zygaena)
serta hiu koboi (Carcharbinus longimanus)
(Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan KKP, 2015). Apendiks II adalah
daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tetapi mungkin terancam punah
bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan.
Hiu Martil (www.selingkaran.com) |
Apa saja manfaat ikan hiu sehingga diburu
keberadaannya ?
·
Daging
ikan hiu dimanfaatkan untuk berbagai macam masakan
·
Tulang
rawan ikan hiu untuk bahan perekat, kosmetik dan bahan baku farmasi
·
Usus
ikan hiu dapat menghasilkan insulin yang bermanfaat untuk industri pangan dan
non pangan.
·
Kulit
ikan hiu dapat dijadikan kerupuk, produk fashion seperti tas, dompet maupun
sepatu
·
Sirip
hiu dihidangkan pada mangkuk – mangkuk seafood yang bernilai jual tinggi
·
Bahkan
gigi ikan hiu dapat diolah menjadi aksesoris yaitu gelang, kalung, anting,
cincin, dan sebagainya (Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan KKP,
2015).
Tapi, tahu nggak sih bahaya dari mengkonsumi ikan
hiu?
Mengkonsumsi
ikan hiu ternyata berbahaya bagi kesehatan kita lho. Karena ikan hiu mengandung
cemaran merkuri yang tinggi. Menurut
EPA (Environmental Protection Agency) menyatakan dalam 1 kg daging hiu
terkandung 1400 mikrogram merkuri, sedangkan batasan aman konsumsi merkuri
untuk tubuh kita sebesar 0,1 mikrogram per kg berat badan. Merkuri yang
terkandung dalam ikan hiu 6 – 12x lebih tinggi dari ambang batas aman untuk
dikonsumsi. Merkuri merupakan salah satu zat kimia hasil pembuangan dari
berbagai aktivitas manusia seperti pembakaran, pertanian dan limbah dari pabrik
– pabrik yang menggunakan merkuri. Nah seperti yang kita ketahui sebagian besar
limbah tersebut bermuara dan mencemari lautan. Di dalam air merkuri berubah
menjadi metilmerkuri yang kemudian dapat berikatan dengan protein pada otot
ikan. Bisa dibayangkan jika kita mengkonsumsi berbagai produk olahan ikan hiu
dalam jumlah banyak dan kontinu tentu membahayakan kesehatan kita. Menurut WHO,
keracunan metilmerkuri dapat mengganggu kesehatan reproduksi, kerusakan saraf
dan otak, pencernaan, mengganggu imun tubuh, paru – paru, ginjal, kulit dan
mata.
Tidak
hanya tinggi kandungan merkuri, pada sirip ikan hiu kaya akan kandungan BMAA
yaitu neurotoksin berbaya yang menimbulan berbagai penyakit neurodegenerative (penyakit
penurunan fungsi otak) pada manusia seperti Alzheimer (Studi dari University of
Miami dalam Journal Marine Drugs)
Apa penyebab menurunnya populasi ikan hiu ?
Tragis. Ikan Hiu yang mati tenggelam akibat diambil siripnya (cdn.qubicle.id) |
Populasi
ikan hiu semakin mengkhawatirkan akibat penangkapan untuk konsumsi. Jumlah penangkapan
ikan hiu di Indonesia lebih dari 10 juta ekor per tahun. Yang memprihatinkan
adalah perlakuan dalam berburu ikan hiu. Ikan hiu diambil siripnya dalam
keadaan hidup, kemudian hiu tanpa sirip tersebut dibuang ke laut yang akan mati
tenggelam. Secara biologi ikan hiu dalam setahun hanya 1x periode untuk berkembangbiak
dengan jumlah anak kurang dari 100 ekor, berbeda dengan misalnya ikan cakalang
dalam setahun 3-4x dapat berkembangbiak dengan jumlah anak 100 – 2 juta ekor. Hal ini tidak sebanding
dengan tingkat penangkapan ikan hiu dengan kemampuan ikan hiu dalam
bereproduksi. Jika tindakan penangkapan ikan hiu masih berlangsung massif diperkirakan
tahun 2040 ikan tuna akan menghilang di perairan Indonesia serta akan
mengganggu keseimbangan ekosistem laut.
.
Mengapa populasi ikan hiu harus dijaga ?
Hiu
berperan penting dalam mengendalikan populasi hewan laut dalam rantai makanan.
Menurunnya populasi hiu akan berdampak pada ketahanan pangan. Jika ikan hiu punah, maka ikan – ikan karnivora
bertambah banyak akibat tidak ada pemangsa, sedangkan ikan – ikan kecil jumlahnya akan menurun drastis.
Hal ini berdampak pada melimpahnya alga yang biasaya dimakan ikan kecil
sehingga menganggu kesehatan karang. Ketika karang rusak maka baik ikan - ikan
kecil dan ikan – ikan besar akan punah. Dampaknya
perubahan ekologis pada perairan laut akibat penangkapan ikan hiu berlebih akan
terjadi. Selain itu, keberadaan ikan hiu di perairan laut lebih menguntung
dalam pariwisata bahari dibandingkan ikan hiu yang diolah dan disajikan dalam
hidangan seafood.
Apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan
ikan hiu?
1.
Tidak
mengkonsumsi sirip maupun daging ikan hiu
2.
Menghindari
makan di restoran yang menyediakan sup sirip hiu
3.
Menegur
langsung atau mengirim surat ke pihak hotel maupun restoran yang menyajikan sup
sirip ikan hiu
4.
Tidak
membeli produk – produk berbahan hiu
5.
Menjelaskan
pada orang lain alasan untuk tidak mengkonsumsi olahan dari ikan hiu
6.
Melakukan
kampanye online di blog, media sosial atau membuat petisi untuk menyelamatkan
hiu
7.
Mendukung
wisata selam yang lestari di daerah habitat hiu
With love,
Puput
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar