Budidaya
ikan hias air tawar merupakan salah satu usaha agribisnis dengan prospek yang cerah, karena potensi pasarnya masih
sangat terbuka, baik pasar domestik, regional maupun internasional. Data tahun 2013 Dewan Ikan Hias Indonesia (DIHI) menyebutkan, nilai
perdagangan ikan hias global mencapai US$ 5 miliar dengan pertumbuhan 8% per
tahun. Dari nilai tersebut sebanyak 85% didominasi ikan
hias air tawar dan sisanya 15% merupakan ikan hias laut. Selain itu dapat ditunjukkan oleh nilai
ekspor ikan hias pada tahun 2011,
nilai ekspor ikan hias sebesar US$ 13,26 juta. Dengan nilai itu, Indonesia
menguasai 6,95% perdagangan ikan hias dunia menduduki
rangking ke lima eksportir ikan hias terbesar dunia setelah Ceko, Thailand,
Jepang, dan Singapura.
Ikan rainbow atau yang
lebih populernya dikenal dengan nama “rainbow fish“ merupakan jenis ikan hias
yang saat ini menjadi komoditi ekspor yang paling banyak diminati oleh pecinta
ikan hias. Salah satu jenisnya yang terkenal adalah ikan pelangi boesemani (Melanotaenia
boesemani). Pesona
boesemani yang paling dominan terletak pada warnanya yang indah menyerupai pelangi
(rainbow) serta bentuk tubuh yang menarik. Permintaan ikan pelangi boesemani
yang tinggi dengan harga yang mahal menyebabkan eksploitasi spesies ini di alam
menjadi semakin meningkat dan tidak terkendali. Untuk itu, diperlukan adanya suatu
upaya agar kelestarian sumber daya ikan pelangi boesemani (Melanotaenia
boesemani) di alam
tetap lestari yaitu melalui pengembangan budidaya. Akan tetapi dalam budidaya masih mengalami kendala
dalam hal pemasaran. Hal ini dikarenakan kecerahan ikan pelangi hasil budidaya
masih kurang baik dibandingkan dengan hasil tangkapan alam.
Warna
merupakan salah satu parameter dalam penentuan nilai ikan hias. Semakin cerah
warna suatu jenis ikan, maka semakin tinggi nilainya. Faktor
makanan memiliki pengaruh dalam pembentukan warna ikan
hias, oleh sebab itu perlu diberikan pakan yang
dapat mendukung penampakan warna tersebut (Djamhuriyah dkk, 2005). Menurut Sasson (1991) dan Erhenberg
(1980), pada ikan hias air tawar yang diberi pakan Spirulina dapat
membuat warna ikan hias tersebut menjadi lebih berkilau.
1. Klasifikasi Ikan Pelangi Boesemani (Melanotaenia boesemani)
Ikan Pelangi (http://www.tropicalfishsite.com) |
Menurut Allen dan Cross (1980), klasifikasi ikan pelangi boesemani adalah sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata
Class : Osteichthyes
Subclass : Actinopterygii
Ordo : Atheriniformes
Family : Melanotaeniidae
Genus : Melanotaenia
Spesies : Melanotaenia boesemani
Nama lokal : ikan kaskado, boeman’s rainbow fish
2. Morfologi Ikan Pelangi Boesemani (Melanotaenia boesemani)
Menurut Suyatno (2000)
ikan rainbow memiliki bentuk tubuh yang khas yaitu bentuk mulut yang agak
panjang, tubuh pipih, sirip punggung dan sirip perut berbentuk simetris
mendekati ekor, bentuk sirip ekor agak bercagak, memiliki sirip punggung ganda,
sirip punggung pertama lebih kecil dibandingkan sirip punggung kedua yang
letaknya berdekatan, sedangkan bentuk kepala untuk ikan jantan lebih kecil dari
ikan betina (Allen, 1991).
Pelangi boesemani pada bagian kepala hingga pertengahan badan terdapat kombinasi
warna biru muda kehijau - hijauan sampai gelap metalik. Pada
pangkal ekor, berwarna kuning emas. Garis tengah badan (linea lateralis) yang
membujur dari tutup insang sampai pangkal ekor berwarna hitam. Kombinasi
dari beberapa warna di atas sisik yang keperak – perakan. letak
sirip punggung dan anus yang agak kebelakang. Posisi seperti itu memungkinkan
boesemani melesat cepat sewaktu berenang (Wijaya,2011).
3. Spirulina platensis
Spirulina platensis (http://algae-lab.com) |
Dalam peningkatan warna ikan hias pembudidaya lebih
memilih sumber pigmen alami seperti Spirulina
platensis dibandingkan dengan zat warna sintetik ke dalam pakan. Komposisi
pigmen yang terkandung dalam Spirulina adalah
phycocyanin, chlorophyll-a dan carotene (Vonshak, 2008). Kandungan carotene
yang tersusun adalah xantophyll (37%), ß-carotene
(28%) dan zeaxanthin (17%) (Tongsiri
et al., 2010). Sumber utama dalam
pewarnaan pada ikan yaitu pigmen karoten. Kandungan karotenoid yang tinggi akan menyebabkan warna ikan semakin
cerah. Penelitian
Utomo, dkk (2005) menunjukkan bahwa penambahan Spirulina platensis pada
pakan sebanyak 1% menghasilkan tingkat perubahan warna paling tinggi pada ikan
koi (Cyprinus carpio L.)
Penelitian Djamhuriyah dkk (2005) mengemukakan ikan pelangi merah (Glossolepis incises) yang mendapatkan
perlakuan pakan pelet memberikan warna lebih baik daripada pakan Tubifex dan Chironomus. Sedangkan Sulawesty (1997) mendapatkan bahwa warna ikan
pelangi yang mendapatkan perlakuan karotenoid meningkat terus sampai usia
pemeliharaan 40 hari. Storebaken & No (1992) menyebutkan terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi pigmentasi pada ikan, antara lain ukuran, umur ikan,
perkembangan seksual, dan faktor genetis.
4. Pigmentasi ikan pelangi
Pada
umumnya pewarnaan tubuh ikan merupakan mekanisme pigmen yang dikendalikan oleh
hormone-hormon tertentu akibat reaksi terhadap kondisi lingkungan ikan yang
bersangkutan. Tampilan warna ikan ditentukan oleh jumlah dan konsentrasi
sel-sel warna. Selain itu juga ditentukan oleh kedalaman letak sel dalam
lapisan kulit. Ikan tidak dapat membuat pidmen warna sendiri, jika ikan diberi
pakan yang tidak mengandung pigmen warna yang dibutuhkan, makan ikan tersebut
akan kehilangan warnanya (Anonim dalam Sudarsono,
2010).
5. Fungsi penambahan bahan pigmentasi warna
Fungsi
dari penambahan bahan pewarna alami ini untuk memningkatkan kecerahan warna
ikan hias. Pigmen warna ini dikenal dengan karoten yang merupakan sumber utama
terhadap pewarnaan pada ikan. Karotenoid hanya bisa disintesa oleh tumbuhan
termasuk didalamnya phytoplankton, algae, dan sejumlah kecil jamur atau bakteri
yang kemudian dimanfaatkan oleh hewan, melalui rantai makanan yang diberikan.
Dengan menambahkan bahan alami yang mengantung pigmen warna dapat mencerahkan
warna ikan hias yang lama kelamaan akan memudar apabila tidak diberikan
tambahan karotenoid (Anonim, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Allen
and Cross.1980. The Taxonomicon of
Melanotaenia boesemani. http://www.Zipcodezoo.com/melanotaenia
bosemani.html,diakses 1 Januari 2013.
Allen,
G.R. 1991. Field Guide to freswater
Fishes of New Guinea. Publication 9 of Cristensen Research Institute.Papua
New Guinea.
Djamhuriyah S Said, W.D. Supyawati, dan Noortiningsih. 2005. Pengaruh Jenis Pakan Dan Kondisi Cahaya
Terhadap Penampilan Warna ikan Pelangi Merah Glossolepis Incisus Jantan.
Jurnal Iktiologi Indonesia, Volume 5, Nomor 2, Desember 2005.
Hastuti, Sri Dwi, 2011.
Buku Penuntun Praktikum. Malang. Laboratorium Universitas Muhammadiyah
Malang.
Indarti, Moh. Muhaemin, dkk, 2012. Modified
Toca Colour Finder (M-Tcf) Dan Kromatofor Sebagai Penduga
Tingkat Kecerahan Warna Ikan Komet (Carasius
Auratus Auratus) Yang Diberi Pakan Dengan Proporsi Tepung Kepala Udang
(Tku) Yang Berbeda. e-Jurnal
Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 1 Oktober 2012 ISSN:
2302-3600.
James, R. 2010. Effect
of Ditary Supplementation of Spirulina on Growth and Phophatase Activity in
Copper-Exposed Carp (Labeo rohita). The Israel Journal of Aquaculture-
Bamidgeh. Vol 62(1): 19-27.
Kurniawati, dan Iskandar, dkk, 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Spirulina
platensis Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Lobster Air tawar Huna Merah
(Cherax quadricarinatus) : Jurnal Perikanan dan Kelautan ISSN : 2088-3137.
Vol.3. No.3. September 2012:157-161.
Mara, K. I. 2010. Pengaruh Penambahan Tepung Kepala Udang dalam Pakan Buatan Terhadap
Peningkatan Warna Ikan Rainbow Merah (Glossolepis
incises Weber).Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Universitas Negeri Jakarta : Jakarta.
Sasson, A. 1991. Culture
of microalgae in achievement and evaluation. United Nation Educational,
Scientific and Cultural Organitation (UNESCO) Place de Pontenry : Paris .
France. 104p.
Subamia,Iw;
Bastiar, Musa dan Ruby, 2009. Pemanfaatan
Maggot Yang Diperkaya Dengan Zat Pemicu Warna Sebagai Pakan Untuk Peningkatan
Kualitas Warna Ikan Hias Rainbow (Melanotaenia boesemani) Asli Papua :
Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok: Email. Irbihat@dkp.go.id.
Sulawesty,
F.1997. Perbaikan Penampilan Ikan Pelangi
Merah (Glossolepis Incisus) Jantan Dengan Menggunakan Karotenoid Total Dari
Rebon. Limnotek,5 (1): :23-30
Utomo, O. Carman, dkk, 2006. Pengaruh Penambahan Spirulina Platensis Dengan Kadar
Berbeda Pada Pakan Terhadap Tingkat Intensitas Warna Merah Pada Ikan Koi Kohaku
(Cyprinus Carpio L.) : Jurnal akuakultur Indonesia, 5 (1):
1-4 (2006) Http://Jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id.
Walpole, R. E.
1992. Pengantar Statistika. Gramedia
Jakarta. 515 hal.
Wijaya,2011. Boesemani Rainbow Jantan Diminati Ekspor. http://www.nirwana aquarium.blogspot.com/2011/05/boesemani-rainbow-diminati.htm,
diakses tangal 1 Januari 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar