Mama dan Fatih lagi selfie |
Menjelang usia fatih 6 bulan saya bersemangat untuk mengumpulkan informasi dan ilmu tentang dunia per-MPASI-an. Tepatnya dari usia Fatih 4 bulan saya udah beli buku tentang MPASI, rajin googling dan tentunya mulai berpikir nanti mau belanja apa yaa untuk alat dan bahan MPASI Fatih. Sekarang kan ada metode MPASI yang lagi ngetren di kalangan mamah muda yaitu BLW (Baby Led Weaning). Kesimpulan saya tentang BLW menekankan pada kemandirian anak dalam proses makan. Orangtua hanya menyiapkan makanan yang sudah dimasak dan dipotong sesuai ukuran lalu anak memimpin proses makannya sendiri tanpa disuapi. Dia belajar mengunyah, menelan makanannya dan menghentikan proses makannya ketika dia sudah merasa cukup. Orangtua harus mendampingi tanpa ikut campur dalam proses makan. Wiih keren yaa anak bisa mandiri makan dari kecil. Tapi bagi saya yang masih cetek ilmu tentang BLW mending menggunakan spoon feeding (disuapi) aja dengan mengedepankan responsif feeding. Soalnya kalau BLW saya takut Fatih tersedak dan kurang gizi. Padahal untuk usia emasnya dari 0 - 5 tahun anak sangat membutuhkan asupan gizi yang seimbag dan berkualitas. Jangan sampai anak stunting. Nah lho apaan lagi tuh stunting. Wahai bu ibu sadarkah kita bahwa balita di Indonesia menempati ranking ke 5 dunia dalam hal stunting. Sepertinya banyak yang nggak sadar termasuk saya bahwa stunting itu bukan hal remeh. Sebentar saya jembreng sedikit.
Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) Stunting adalah perawakan pendek karena kekurangan gizi. Stunting bisa juga disebabkan faktor genetik atau familial disebut short stature. Mengutip dari IDAI tingginya populasi stunting balita di Indonesia disebabkan kekurangan gizi pada waktu yang lama. Kekurangan gizi ini disebabkan faktor sosial ekonomi yang berpengaruh pada nilai gizi asupan makanan dalam waktu yang lama maupun prevalensi morbiditas. Stunting nggak bisa dianggap remeh lho bu ibu. Kenapa ? Anak stunting umumnya irreversibel dan akan berdampak pada kualitas hidup jangka pendek dan jangka panjang. Perkembangan pesat anak terutama otak yaitu 0 - 2 tahun, selain stimulasi juga perlu diimbangi dengan asupan nutrisi yang bergizi. Stunting akan mempengaruhi perkembangan otak jangka panjang yang berpengaruh pada kemampuan kognitif dan prestasi pendidikan. Selain itu, pertumbuhan linear akan mempengaruhi daya tahan tubuh dan serta kapasitas kerja. Nah looh, stunting ibarat silent diseases yang diidap anak.
Karena saya bukan seorang ahli gizi dan bahkan dokter lebih baik ibu - ibu baca langsung di Web IDAI banyak artikel kesehatan anak yang tentu berbasis bukti ilmiah. Ingat ya bu ibu bukti ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan bukan tren kekinian. Hehe. Maklum bu ibu sekarang kan udah melek sosmed yaa jadi kalau ada yang kekinian pengennya diikuti juga. Latah ikut - ikutan tapi nggak ada ilmunya. Buat anak kok coba - coba. Ehh kok jadi kaya slogan minyak telon. Wkwkwk.
Boleh juga yang mau baca di website dr. Metahanindita beliau adalah dokter spesialis anak berbasis ilmu nutrisi. Blog Metahanindita. Rutin pantengin IG story beliau yang bahas masalah nutrisi dan kesehatan anak dan rajin baca blog beliau. Sayang belum beli bukunya. Berikut tulisan dr Meta yang ada di blog , tinggal klik aja yaa bu ibu
Stunting bukan sekedar pendek
Stunting pada Anak
Mencegah Stunting
Mukadimmahnya kepanjangan yak, jangan capek dulu ya baca tulisan saya. Hehe. Balik ke judul tulisan Drama MP-ASI Fatih. Saya menulis ini dari pengalaman MP-ASI Fatih usia 6 - 7 bulan ya semoga selain jadi bahan pengingat saya, memperkaya pengetahuan dan semoga bisa jadi pertimbangan bu ibu yaa untuk kesehatan buah hati.
Sesuai dengan rekomendasi IDAI, MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) diberikan tepat usia anak 180 hari (6 bulan) diikuti dengan kesiapan fisik dan psikologi anak. Pemberian ASI dilanjutkan hingga usia 2 tahun. Saya rutin membawa Fatih ke posyandu untuk timbang berat badan, ukur tinggi badan dan imunisasi. Sebagai orangtua, memberikan salahsatu hak anak berupa menjamin kesehatan anak. Jangan lupa juga ukur lingkar kepala anak yaa in yang tidak dilakukan di posyandu dekat rumah. Jadi saya melakukan secara mandiri pakai meteran jahit. Hehe. Supaya mudah memantau pertumbuhan anak selain plot secara rutin nilai BB dan TB di buku KMS bisa juga download aplikasi "PRIMAKU" gratis kok tersedia di apotek eeh playstore untuk android atau appstore utk iOS. Aplikasi primaku ini sangat membantu saya, mudah tinggal masukkan data TB, BB, dan LK anak nanti muncul grafik sesuai standar WHO. Gak ribet plot di grafik dan otomatis sudah ada status gizi anak. Berikut saya jembreng punya fatih yaa.
*Dokumen pribadi screeshoot aplikasi PRIMAKU
Gambar 1. Kurva grafik berat badan sesuai standar WHO |
Gambar 2. Kurva grafik tinggi badan sesuai standar WHO |
Gambar 3. Kurva grafik perbandingan tinggi dan berat badan anak sesuai standar WHO |
Jika anak tidak naik berat badan selama 3 bulan berturut - turut lebih baik kita berkonsultasi ke dokter spesialis anak karena dikhawatirkan ada penyakit infeksi yang diderita anak, anemia defisiensi besi dan lain sebagainya. Jadi please ibu - ibu sayang yuk mari cek KMS (Kartu Menuju Sehat) atau aplikasi Primaku supaya kita bisa melakukan tindakan pencegahan sebelum terlambat. Jika anak sudah stunting tidak bisa diperbaiki dampaknya dan tidak ada obatnya. Masa depan anak benar - benar ada pada kebijakan orangtua. Mari bu ibu dan pak bapak yang sayang anak kita harus melek pengetahuan tentang nutrisi dan kesehatan anak. Akhir kata dari tulisan saya semoga ada manfaat yang bisa diambil yaa. Terimakasih sudah berkenan membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar