Gambar : http://health.kompas.com/read/2011/07/29/1654170/9.Alasan.Mesti.Makan.Ikan
"Kalau kebanyakan makan ikan ,
bisa cacingan," . Tentu kita familiar dengan mitos yang
sejak dulu berkembang di masyarakat. Tentu saja ini salah besar. Lembaga
Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO 2000) menginformasikan
bahwa lebih dari 90 persen masalah kesehatan manusia terkait dengan kualitas
makanan yang dikonsumsi. Konsumsi
makanan merupakan salahsatu faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap
status gizi seseorang, keluarga dan masyarakat. Berbicara tentang tingkat konsumsi
masyarakat Indonesia terutama ikan mengalami kenaikan berdasarkan data dari KKP
(Kementrian Kelauatan dan Perikanan) pada tahun 2012 mencapai 33,89 kg per
kapita per tahun sedangkan pada 2011 sebanyak 32,25 kg per kapita per tahun. Sementara,
tahun ini KKP menargetkan tingkat konsumsi ikan mencapai 35,14 kg per kapita
per tahun. Dengan segala potensi kelautan dan perikanan yang dimiliki Indonesia
tentu saja nilai tersebut masih jauh dari harapan. Tengok saja Malaysia tingkat
konsumsi ikan 45 kg/kapita tahun. Dan fantastisnya Jepang yang
dikenal memiliki tingkat kecerdasan tinggi dan kualitas kesehatan mengkonsumsi
ikan sebanyak 110 kg/orang/tahun. Bisa dibayangkan betapa mereka sangat
menggemari ikan.
Mengapa ikan?
Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat
nutrisi. Ikan merupakan makanan sumber protein yang sangat penting untuk
pertumbuhan tubuh. Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein 8,7-20%,
lemak 0,1-22%, mineral 1,0-1,5%, vitamin dan mineral yang sangat baik dan
prospektif. Keunggulan utama protein ikan dibandingkan dengan produk lainnya
adalah kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk dicerna
(Astawan, 2003).
Selain itu kandungan ikan terdiri dari Omega – 3 yang
mengandung ALA, EPA dan DHA yang jika dikonsumsi secara rutin dalam menu harian
akan meningkatkan kecerdasan otak terutama DHA. Faktanya sekitar
60 persen dari seluruh asam lemak pada otak merupakan DHA. Zat ini
terutama terkonsentrasi di daerah otak yang bertanggungjawab kepada kemampuan
berpikir kompleks dan konsentrasi. Dengan kata lain DHA adalah stuktur utama
lemak di dalam otak dan retina mata, dengan komposisi mencapai 97 persen dari
lemak omega-3 di dalam otak dan sampai 93 persen dari lemak omega-3 dalam
retina.DHA juga merupakan komponen penting pada jantung. DHA juga membentuk
sekitar 30 persen struktur lemak di dalam bagian abu-abu otak. Zat ini juga
memegang peranan penting pada fungsi dan perkembangan visual bayi (Gerai Fit).
Waoww , jadi penting sekali untuk kita mengkonsumsi ikan.
Lantas mengapa Indonesia masih rendah tingkat konsumsi
ikannya? Beberapa faktor ditengarai
sebagai penyebab rendahnya tingkat konsumsi ikan di Indonesia, antara lain
1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang gizi dan
manfaat protein ikan bagi kesehatan
dan kecerdasan
2. Rendahnya suplai ikan, khususnya ke daerah-daerah
pedalaman akibat kurang lancarnya distribusi pemasaran ikan
3. Belum berkembangnya teknologi
pengolahan/pengawetan ikan sebagai bentuk keanekaragaman dalam memenuhi
tuntutan selera konsumen
4. Sarana
pemasaran dan distribusi masih terbatas baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Tak dapat dipungkuri, pemerintah pun lebih bangga mengekspor
ikan dengan nilai jual tinggi seperti tuna, udang, kerapu dan lain-lain
daripada konsumsi di negeri sendiri. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kualitas
sumberdaya manusia di masa yang akan datang. Pada umur balita protein sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak. Rendahnya konsumsi
pangan atau kurang seimbangnya masukan
zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh,
terjadinya penyakit dan atau lemahnya daya
tahan tubuh terhadap serangan penyakit serta menurunnya kemampuan kerja. Rendahnya
konsumsi pangan atau kurang seimbangnya masukan
zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi
mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, terjadinya penyakit dan atau
lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan
penyakit serta menurunnya kemampuan kerja. Jadi jangan heran, kalau manusia
Indonesia sekarang dari penampakannya dari tinggi badan (mulai) pendek dan
semoga tidak memperpendek daya kecerdasannya. Ayo GEMARIKAN ! Ubah perilaku dan
sadar akan nilai gizi dari konsumsi ikan mulai dari sekarang.
Oleh : Restu Putri Astuti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar