Spirulina Spirulina dalam bentuk serbuk dan tablet
Oleh
: Restu Putri Astuti
Kemajuan teknologi dan
gaya hidup kita mulai menganggu keseimbangan kehidupan di bumi. Tanpa disadari
kita telah mengubah bumi menjadi tempat sampah raksasa dan penampungan polusi
dalam waktu yang relatif singkat. Bakteri, virus, racun kimia, pemanasan global
dan perubahan iklim akibat penurunan daya dukung lingkungan mengancam kesehatan
kita. Berbagai penyakit yang timbul diduga diakibatkan oleh faktor lingkungan.
Bagaimana persiapan dan pilihan kita untuk mengembalikan kesehatan diri,
masyarakat dan seluruh planet bumi ?
Makanan menjadi
salahsatu komponen penting penopang kehidupan kita. Namun banyak makanan yang
kita makan ternyata beracun/tidak sehat untuk kesehatan jangka panjang. Seperti
kanker, serangan jantung, penyakit degenerasi, penurunan imun dan penyakit
kronis lainnya telah menyadarkan kita bahwa adanya perubahan genetik
mikroorganisme dalam makanan yang beresiko terhadap kesehatan kita. Disisi
lain, sekitar ¾ dari lahan di daerah tropis dipergunakan sebagai pertanian
untuk memproduksi pangan yang turut menurunkan daya dukung lingkungan . Seperti
penggunaan pupuk berlebihan yang menggerus keberadaan air bersih, mengotori
lingkungan, membunuh makhluk hidup, dan mengubah hutan menjadi gurun. Begitu
besarnya ancaman kesehatan yang turut berpengaruh pada lingkungan kita.
Mungkin masyarakat
awam, baru sebatas mengenal Spirulina
sebagai masker kecantikan yang mampu
meningkatkan pesona diri dengan kemampuannya dalam mengencangkan kulit, mengurangi
jerawat dan lain sebagainya. Padahal Spirulina
tidak hanya berguna dari segi kecantikan saja namun juga bisa menjadi makanan
masa depan kita. Spirulina adalah mikroalga jenis alga hijau biru (blue green algae) tidak mengandung
kloroplas ataupun nucleus dan berbentuk spiral. Spirulina disebut juga sebagai makanan super karena kandungan
nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan makanan, tanaman atau herbal lainnya.
Nutrisi dan fitonutrisi menjadikan salah satu alternatif makanan yang dijadikan
suplemen dengan kandungan protein, asam amino, vitamin, mineral, asam amino
esensial, dan fitonutrient.
Sejarah
menyatakan bahwa Spirulina telah
dikonsumsi oleh masyarakat primitif seperti pada abad ke-16 suku Aztec yang
memanen Blue green Algae (Spirulina) di danau Meksiko sebagai bahan makanan.
Selain itu tahun 1940, laporan Dangeard, phycologist asal Prancis yang
menemukan makanan bernama dihe dikonsumsi oleh Kanembu suku dekat Danau Chad.
Dihe adalah kue yang terbuat dari blue
green algae yang dikumpulkan dari kolam kecil dekat Danau Chad. Dangeard
juga mendengar kabar jika jenis algae yang sama (Spirulina) tersebut menjadi makanan pokok bagi burung flamingo yang
hidup di sekitar danau di Afrika Timur.
Lantas,
bagaimanakah cara mengkonsumsi Spirulina ?
Cara yang paling menyenangkan untuk mengkonsumsi serbuk hijau Spirulina
dengan menambahkannya pada jus buah ataupun sayuran. Bagi sebagian orang
mungkin lebih memilih mengkonsumsi Spirulina dalam bentuk suplemen yang dinilai
lebih praktis tanpa mengurangi kandungan nutrisinya. Di Jepang, selain dijual
dalam bentuk tablet/suplemen, malah sudah dibuat krakers maupun keripik Spirulina. Tentu ini tergantung pilihan
dari masing – masing konsumen. Namun yang terpenting dengan mengkonsumsi Spirulina maka dapat meningkatkan
aktivitas terhadap virus, menurunkan kolesterol, mengurangi resiko kanker,
penyakit ginjal, meningkatkan sistem imun, dapat mengurangi malnutrisi, tentu
hal ini akan meningkatkan kualitas kesehatan manusia. Mau coba ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar