Jumat, 02 Maret 2018

NHW #6 Belajar Menjadi Manager Keluarga Handal

Assalamu'alaikum Wr Wb,
Alhamdulillah sudah memasuki pekan ke 6 belajar online di kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional. Topik pembahasan pekan ini dengan judul "Belajar menjadi manajer keluarga yang handal". Yapp, menjadi seorang istri dan ibu menuntut kesibukan kita di ranah domestik dan ranah publik ritmenya makin dinamis. Seakan waktu 24 jam dalam sehari tidak cukup untuk kita beraktivitas. Tapi terkadang ada juga waktu yang dipergunakan hanya aktivitas yang kurang penting dan bermanfaat. Untuk itulah topik pembahasan kali ini sangat sesuai untuk saya terutama dalam belajar menjadi manajer keluarga yang handal. Sebelum itu tentu yang harus diatur adalah memanajemen diri sendiri. 


Baiklah berikut sekilas tentang tantangan NHW #6 "Belajar menjadi manajer keluarga yang handal"


Bunda, sekarang saatnya kita masuk dalam tahap “Belajar menjadi manajer keluarga yang handal”. Mengapa? Karena hal ini akan mempermudah bunda untuk menemukan peran hidup kita dan semoga mempermudah bunda mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya. Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu RUTINITAS. 
Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita Merasa Sibuk sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri. Maka ikutilah tahapan-tahapan sbb :

1. Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting.
        3 Aktivitas Paling Penting
         a. Beribadah dan mengaji 
         b. Mengasuh dan mendidik anak
         c. Belajar dan mempraktekkan ilmu parenting

       3 Aktivitas Paling Tidak Penting
       a. Membuka gadget untuk bersosial media dan browsing yang tidak penting
       b. Bersantai melebihi waktu yang ditentukan
       c. Mengobrol yang pembahasannya kurang bermanfaat

2. Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
         Saya masih banyak menggunakan waktu untuk aktivitas yang kurang penting  untuk itu kedepannya saya harus memanfaatkan waktu untuk aktivitas yang lebih     penting terutama aktivitas yang menunjang dalam memperbanyak jam terbang          peran hidup. 

3. Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk          memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
        Baik, insya allah siap dilaksanakan

4. Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)

       Baik, insya allah siap dilaksanakan


5. Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.
        Baik, insya allah siap dilaksanakan


6. Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan. (Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 – jadwal dinamis ( memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7)
Pukul Rincian Kegiatan
03.30  - 05.30  Bangun pagi, sholat tahajud, sholat shubuh, mengaji
05.30 - 09.00 Olahraga pagi, memasak, sarapan, mandi&mencuci, sholat dhuha
09.00 - 11.00 Membaca&mencatat ttg  parenting/Ngeblog
11.00 - 14.00 Memasak & makan siang,  sholat dhuhur, istirahat
14.00 - 15.30  Menulis konten blog pribadi
15.30 - 16.00 Shalat ashar dan mengaji
16.00 - 17.00 Bersosialisasi dengan kerabat/tetangga 
17.00 -19.30 Memasak, mandi, ibadah sholat maghrib & isya, mengaji
19.30 - 21.00 Makan malam & quality time bersama keluarga dan suami
21.00 - 03.30 Istirahat malam


7. Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik? Kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.

        Baik, insya allah siap dilaksanakan. Untuk jadwal harian saya kedepan tentu saja akan berubah sesuai dengan adanya penambahan amanah & tanggung jawab misalkan dengan kehadiran buah hati. 


Wassalamu'alaikum Wr Wb


With Love,
Puput

Menjadi Ibu

  Perempuan memiliki fitrah untuk menjadi seorang ibu, tapi saya sendiri pun menyadari bahwa saya terlahir pada generasi perempuan yang tida...