Kamis, 22 Februari 2018

NHW #5 Belajar Bagaimana Caranya Belajar


Assalamu'alaikum Wr Wb

Tulisan saya kali ini tentang NHW #5 dengan topik "Belajar Bagaimana Caranya Belajar". Belajar tentang apa? Tentu saja belajar tentang ilmu yang sudah kita tuliskan di dalam NHW #1  yaitu ilmu parenting. Bagi saya tiap NHW saling berkaitan sehingga menempa kita untuk selalu konsisten utamanya dalam belajar dan memberdayakan diri. Belajar bagaimana caranya belajar kembali mengingatkan saya bagaimana metode belajar saya selama ini. Tipikal gaya belajar saya selama ini yaitu VISUAL. Jadi saya lebih mudah menyerap informasi melalui kegiatan melihat apa yang dipelajari, mencatat, membaca, menulis dan lain sebagainya. Tentu setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda - beda. 

Pada NHW #5 "Belajar Bagaimana Caranya Belajar" kita diminta untuk membuat desain pembelajaran. Terlebih dahulu kita cari tahu dulu apa sih yang dimaksud dengan desain pembelajaran. Desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. 

Tugas NHW #5 mengharuskan saya sendiri harus berpikir ekstra. Saya merasa benar - benar dilatih untuk membuat desain pembelajaran untuk diri sendiri yang sesungguhnya manfaatnya jauh lebih besar baik untuk diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Desain pembelajaran memandu saya untuk melakukan langkah - langkah kecil yang konsisten dalam mempelajari ilmu di universitas kehidupan.  Insya allah semoga Allah SWT menguatkan dan meridhai setiap upaya yang saya lakukan. Aamiin. 


Berikut desain pembelajaran yang sudah saya buat
Desain Pembelajaran Restu Putri A


Semoga bermanfaat untuk pembaca dan tentunya diri saya sendiri


Wassalamu'alaikum Wr. Wb



With love, 
Puput




Selasa, 20 Februari 2018

6 Rekomendasi Blog untuk Ibu Zaman Now

      Pasti tiap blogger seperti saya punya blogger favorit untuk dikepoin postingannya. Nggak cuma rajin baca posting di blognya bahkan sampe sosial media lainnya pasti dengan rela hati saya follow. Hehe. Saya mau sekedar berbagi, siapa tahu teman - teman butuh rekomendasi blog untuk Ibu Zaman Now ini versi saya yaa soalnya pasti sering saya kunjungi untuk membaca. Asik lho kalo blog walking gini, bisa nambah pengetahuan, membuka pemikiran dan tentunya bisa dapet inspirasi. Menurut saya konten blog dari tiap perempuan ini bisa selain kita ambil inspirasinya juga bisa diterapkan di kehidupan lho. Yuk kepoin blog Ibu Zaman Now.... Jadi Ibu harus rajin membaca, jangan cuma rajin baca sosial media aja hehehe...

1. GRACE MELIA 


                 
        Sosok Grace Melia awalnya saya kenal dari instagram, seorang ibu yang tinggal di Yogyakarta, LDM (Long Distance Marriage) dengan suaminya Adit yang bekerja di Kedubes Amerika Jakarta, dan dikaruniai dua orang anak (Aubrey dan Aiden). Sebagai mom blogger, mami ubii sapaan khasnya konsisten mengkampanyekan gerakan vaksinasi terutama dari pengalamannya sebagai ibu dari Aubrey yang menderita sakit Rubella. Perannya membawa Grace Melia memiliki komunitas Rumah Ramah Rubella bersama para pejuang agar masyarakat Indonesia mengetahui tentang penyakit Rubella. Awalnya saya juga tidak paham sama sekali tentang penyakit Rubella, tapi dari tulisan mami ubii baik di blog maupun postingan IGnya saya menjadi teredukasi utama tentang Rubella. Vaksinasi itu bukan hanya untuk melindungi anak kita, tapi juga melindungi orang lain. Lho kenapa bisa? Dalam istilah kesehatan ada namanya kekebalan kelompok (Herd Immunity). Seperti yang saya kutip dari depkes.go.id, kekebalan kelompok merupakan situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindungi/kebal terhadap penyakit tertentu sehingga berdampak pada terlindungnya kelompok masyarakat yang bukan dari sasaran imunisasi dari penyakit yang bersangkutan. Jadi, apabila kelompok yang rentan seperti bayi dan balita terlindungi melalui imunisasi, maka penularan penyakit di masyarakat menjadi terkendali. Boleh dibaca tulisan mami ubii ini yaa...

Baca :
 Pesan dari Ibu yang Kena Rubella saat Hamil

Diari Papi Ubii Berhenti Merokok

           Aku termasuk pembaca setia blog mami gesi sapaan akrabnya, bagiku tulisan gaya penulisannya asik dan ketika dibaca ringan mengalir gitu kayak air. Hehe. Di blog mami gesi topiknya juga beragam jadi nggak bosen buat dibaca, yang paling aku suka itu ada tulisan dari Diari Papi Ubii hmmm... menyenangkan sekali ya bisa melibatkan suami dalam menulis di blog istrinya. Saya jadi memiliki sudut pandang yang berbeda dari sisi seorang laki - laki dalam sebuah topik. Oh ternyata gitu ya.. gini yaa setelah saya membaca tulisan dari Adit, suami mami gesi. Boleh juga kepoin dan follow IGnya @grace.melia 


2. ANNISA STEVIANI


         Salut sama salah seorang mom blogger ini Annisa Steviani di sela aktivitas bekerjanya, ibu satu putra (Xylo) ini juga aktif menulis di portal pribadinya. Latar belakangnya sebagai jurnalis membuat bahasa tulisannya dan pemikirannya berbobot tapi sangat ringan untuk dibaca. Membuat saya acapkali mengangguk setuju dengan pemikirannya dan terinspirasi dari tulisannya. Konten blognya juga tidak jauh dari kesehariannya sebagai ibu, parenting, lifestyle dan kecantikan. Selain itu, mom Annisa juga berjiwa seni dari IGnya banyak hasil goresannya melalui gambar digitalnya. IGnya @annisast

Baca : 

Prioritas Kita - Kita Ini


3. DEWI NUR AISYAH



         Dewi Nur Aisyah, ibu satu orang putri bernama Najwa adalah seorang epidemiologist yang sedang menempuh pendidikan S3 di University College London, hebatnya pendidikan S2 di Imperial College London dan S3 nya mendapatkan beasiswa Unggulan Dikti dan Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI).  Bersama sang suami yang juga mendapatkan beasiswa di London untuk pendidikan S3 bidang politik. Alumni Universitas Indonesia ini aktif menulis di portal pribadinya. Yang saya sukai adalah sharenya tentang pola pengasuhan Najwa apalagi selama tinggal di Inggris, kehidupan pernikahannya dan tentunya tentang kesehatan. Selain itu, Dewi Nur Aisyah juga sudah menerbitkan dua judul buku "Awe-Inspiring ME dan Shalihah Mom's Diary".  Boleh difollow ignya @dewi.n.aisyah

Baca :

Belajar Sistem Pendidikan Nursery di Inggris

Wabah Difteri vs Vaksin, Kesehatan adalah Hak Mereka


4. ANDRA ALODITA




         Andra Alodita, mom blogger dari Jakarta yang memiliki portal Alodita.com juga salah satu blogger favoritku. Karirnya sebagai seorang fotografer berimbas pada eyecatching tampilan blognya, yap dari kualitas kamera ciamik sampai teknik pengambilan foto yang terlihat profesional. Mom andra sudah mulai ngeblog sejak tahun 2008. Blog alodita.com membahas topik kecantikan dan gaya hidup. Tulisan mom andra juga asik dan detil, bahkan kadang ada tulisan yang full berbahasa inggris. Konten dari blog mom andra juga variatif selain kecantikan dan gaya hidup  juga cerita travellingnya. Mom andra ibu satu putri (Aura Suri) yang berikhtiar bersama suaminya melalui IVF (in vitro fertilization atau progam bayi tabung untuk mendapatkan keturunan. Padahal kondisi mom andra kedua tuba falopinya harus diangkat. Seperti yang dikutip dari blognya, Mom Andra berkata

"Buat yang punya kasus unik seperti saya, bisa hamil walau kedua tuba falopi saya sudah diangkat tentunya sebuah keajaiban. Aura Suri adalah seorang manusia yang hadir di dunia karena sebuah keajaiban"


5. WINDI TEGUH


         Windi Teguh, mom blogger dari dua putri yang tinggal di Medan dan berprofesi sebagai bankir salah satu bank BUMN terbesar dan tersebar di Indonesia. Sebagai seorang ibu Windi Teguh kerap kali memposting tentang tema parenting, kecantikan dan fashion. Tulisan Windi Teguh juga tak kalah menarik dan detil. Oh iya, mom Windi juga mempunyai konten yang sama dengan mami Gesi yaitu GesiWindiTalk. Jadi di konten ini mereka berbagi tema yang sama tapi dengan penulisan dan pemikiran dari sudut pandang masing - masing. 

Baca :

Pilih - Pilih Breastpump

Menikah dengan yang Selevel

6.  GITA SAVITRI DEVI

http://gitasavitri.blogspot.co.id/



              Gita Savitri Devi, seorang blogger sekaligus vlogger yang sekarang juga udah jadi penulis dari buku Rentang Kisah. Ohya Gita juga udah jadi pembawa acara di salah satu tv swasta lho. Awal kenal sosok Gita dari youtube itupun juga nggak sengaja karena liat vlognya pas nyanyi cover lagu. Lumayan bagus suaranya. Lanjut ternyata nonton vlognya tentang kehidupannya sebagai mahasiswa S1 Kimia Murni dan sekarang sedang melanjutkan studi S2nya di Jerman. Akhirnya kepo juga baca - baca tulisan di blognya.Tulisannya memang anti mainstream dan cenderung menampilkan pemikiran kritis Gita. Bagiku sosok Gita itu inspiratif. Melalui tulisan di blog, buku, dan vlognya yang menuturkan sudut pandang dari Gita.  Follow juga IGnya @gitasav

Baca :
Generasi Tutorial

Kesederhanaan yang Dirindukan


               Yapp, sekian rekomendasi blog untuk Ibu Zaman Now semoga bermanfaat ya. Boleh dishare juga lho blogger favorit kalian dan sampai ketemu di tulisan selanjutnya.




With love,
Puput

Kamis, 15 Februari 2018

NICE HOME WORK #4 MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Assalamu'alaikum Wr. Wb
Badge Tepat Waktu "Mendidik dengan Kekuatan Fitrah"


Tak terasa sudah menginjak pekan keempat di MIIP, yang mana membahas tema "Mendidik dengan Kekuatan Fitrah". Saya akui belum paham sama sekali tentang Mendidik dengan Kekuatan Fitrah. Padahal sebentar lagi insya allah saya akan menjadi seorang Ibu. Seperti apa pola dalam mendidik anak - anak? Di era zaman now yang arus informasi dan pengetahuan diibaratkan seperti tsunami, saking mudah dan banyaknya pilihan akses untuk mendapatkannya. Mengutip salah satu pernyataan dari materi ke empat  

"Selama ini kita heboh pada apa yang harus dipelajari anak - anak kita, bukan pada untuk apa anak - anak mempelajari hal tersebut. Sehingga banyak ibu - ibu yang bingung memberikan muatan - muatan pelajaran ke anak - anaknya tanpa tahu untuk apa anak - anak ini harus melakukannya"

Berikut merupakan gambaran sekilas dalam pendidikan berbasis fitrah oleh Ibu Septi Peni Wulandari

Framework Pendidikan Berbasis Fitrah dari Keluarga Ibu Septi Peni W

Jadi seyogyanya kita sebagai Ibu tidak boleh berhenti belajar dan terlena dengan sistem pola asuh anak yang sudah terlanjur tercipta di lingkungan kita. Sadarilah, kita sebagai orang tua tidak mungkin selamanya hidup mendampingi anak - anak kita, tugas kita adalah mempersiapkan sebaik - baiknya bekal pendidikan berbasis fitrah agar mereka siap menghadapi kehidupannya. 

Baiklah sekian intronya.. lanjut ke tugas NHW #4 yuk....


Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP, masih semangat belajar?


Kali ini kita akan masuk tahap #4 dari proses belajar kita. Setelah bunda berdiskusi seru seputar mendidik anak dengan kekuatan fitrah , maka sekarang kita akan mulai mempraktekkan ilmu tersebut satu persatu.


a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

Jawab:
Saya tetap memilih jurusan ilmu parenting di universitas kehidupan. Karena bagi saya dengan belajar dan memahami ilmu parenting bisa membantu saya dalam mendidik anak - anak. Selain itu, harapannya bisa membagikan pengalaman saya kepada banyak orang tentang parenting tentunya melalui tulisan di dalam blog. 


b. Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

Jawab:
Pengerjaan NHW #2 yang kita susun sendiri dan dalam penerapannya dilakukan dengan kesadaran diri sendiri ternyata membutuhkan komitmen dan konsistensi. Padahal NHW #2 sangat membantu kita dalam meningkatkan kualitas diri. Jadi evaluasi pelaksanaan checklist harian saya masih belum disiplin dan konsisten tapi ada beberapa indikator yang sudah bisa lakukan dengan rutin. Saya akui dibutuhkan komitmen dan penyadaran diri bahwa apa yang kita lakukan ini adalah demi peningkatan kualitas diri sebagai perempuan, istri dan ibu. 



c.Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.
Contoh :
Seorang Ibu setiap kali beraktivitas selalu memberikan inspirasi banyak ibu-ibu yang lain. Bidang pelajaran yang paling membuatnya berbinar-binar adalah “Pendidikan Ibu dan Anak”. Lama kelamaan sang ibu ini memahami peran hidupnya di muka bumi ini adalah sebagai inspirator.
Misi Hidup : memberikan inspirasi ke orang lain
Bidang : Pendidikan Ibu dan Anak
Peran : Inspirator

Jawab:
Bidang ilmu parenting menjadi pilihan saya untuk belajar di universitas kehidupan. Untuk itu saya juga harus makin giat dalam mendapatkan ilmu yang kemudian dipraktekkan dalam kehidupan. Saya menyukai membaca dan menulis di blog sehingga selain mengikat ilmu, harapannya tulisan tersebut mampu menginspirasi orang lain. Saya menyadari tulisan di blog masih standar, kedepannya harus lebih baik lagi dari segi konten dan bergabung di komunitas perempuan blogger.

Misi Hidup : memberikan informasi sekaligus inspirasi melalui tulisan
Bidang : penulisan, bloging, parenting
Peran : mom blogger


d. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.


Contoh : Untuk bisa menjadi ahli di bidang Pendidikan Ibu dan Anak maka Ibu tersebut menetapkan tahapan ilmu yang harus dikuasai oleh sebagai berikut :


1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang


Jawab:
Untuk bisa menjadi ahli di bidang penulisan, bloging, parenting maka saya menetapkan tahapan ilmu yang harus dikuasai sebagai berikut :

1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang



e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup


contoh : Ibu tersebut menetapkan KM 0 pada usia 21 th, kemudian berkomitmen tinggi akan mencapai 10.000 (sepuluh ribu) jam terbang di satu bidang tersebut, agar lebih mantap menjalankan misi hidup. Sejak saat itu setiap hari sang ibu mendedikasikan 8 jam waktunya untuk mencari ilmu, mempraktekkan, menuliskannya bersama dengan anak-anak. Sehingga dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun, sudah akan terlihat hasilnya.
Milestone yang ditetapkan oleh ibu tersebut adalah sbb :
KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Shaleha

Jawab:
Saya menetapkan KM 0 pada usia 26 th (saat ini, 2017). Saya mendedikasikan 4 jam waktu saya untuk mencari ilmu, mempraktekkan dan menuliskannya. Sehingga dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun, sudah akan terlihat hasilnya. Milestone yang saya tetapkan adalah sbb :
KM 0 – KM 1 (tahun 1, 2017) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
KM 1 – KM 2 (tahun 2, 2018) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 3, 2019) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif
KM 3 – KM 4 (tahun 4, 2020) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Shaleha




f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.


Jawab:  Untuk waktu pelaksanaanya sudah tercantum, koreksi dari NHW#2 yaitu menambahkan kolom per hari untuk satu bulan sehingga lebih mudah dalam penentuan tercapai atau tidaknya di tiap indikator


Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan


Sang Ibu di contoh di atas adalah perjalanan sejarah hidup Ibu Septi Peni, sehingga menghadirkan kurikulum Institut Ibu Profesional, yang program awal matrikulasinya sedang kita jalankan bersama saat ini.


Sekarang buatlah sejarah anda sendiri.


Karena perjalanan ribuan mil selalu dimulai oleh langkah pertama, segera tetapkan KM 0 anda.


Bismillahirohmanirohim.. InsyaAllah BISA!


Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP



Wassalamu'alaikum Wr Wb


With Love, 
Puput

Selasa, 13 Februari 2018

Megahnya RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu Bantaeng yang dibangun Sang Professor

       
Tampak depan RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu Bantaeng (Dokumen Pribadi)
             Selama ini pemikiran kita tentang fasilitas kesehatan milik daerah pasti terkesan dengan bangunan lawas, sirkulasi udara yang singup, hingga personil kesehatannya yang terkesan kurang ramah. Namun, hal sebaliknya saya temui di RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu Bantaeng. Penamaan nama RSUD dilatar belakangi dari salah seorang putra daerah dari Bantaeng yaitu Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu yang merupakan guru besar di Fakultas Kedokteran UNHAS bagian ilmu penyakit kulit dan kelamin. Keberadaan RSUD ini tidak terlepas dari kiprah Bupati Kab. Bantaeng Prof. H. M. Nurdin Abdullah untuk menyulap kawasan kumuh, tidak bernilai ekonomi dan tak menarik dengan reklamasi. Reklamasi di kawasan pantai Seruni berdampak pada peningkatan ekonomi daerah, naiknya kunjungan wisata bahkan menekan tingkat perceraian di Kab. Bantaeng sebagai imbas tersedianya ruang publik bagi warga. 
Kawasan Pantai Seruni Bantaeng dari bidikan drone (Sumber http://makassar.tribunnews.com/2017/11/07/foto-drone-indahnya-kawasan-pantai-seruni-bantaeng-saat-malam-hari)

            Gedung RSUD Bantaeng berlantai 8 dengan desain bangunan modern juga bertaraf internasional. Jika kita berkunjung ke Kab. Bantaeng Sulawesi Selatan, satu - satunya bangunan yang tinggi menjulang hanya gedung RSUD. Sekilas jika kita tidak membaca papan nama rumah sakit pasti mengira gedung ini layaknya sebuah mall di kota - kota besar. Tempatnya pun sangat strategis dan mudah dijangkau. RSUD Bantaeng menyajikan pemandangan laut dan alun - alun. Seyogyanya pasien yang sedang dirawat di RSUD Bantaeng lekas sembuh karena bagi saya rumah sakit ini jauh dari hiruk pikuk kota, bisa melihat pemandangan laut dengan sunset sebagai daya tariknya dan aktivitas warga di alun - alun yang dikelilingi pepohonan rindang. Saya yang telah resmi berKTP Bantaeng tentu merasa tenang dan bangga dengan keberadaan RSUD Bantaeng. Karena jarak Kabupaten Bantaeng dengan Kota Makassar sekitar 120 km dan butuh waktu 4 jam perjalanan darat. Tentu akan sangat butuh waktu dan biaya jika kita membutuhkan pemeriksaan di fasilitas kesehatan yang pelayanannya baik dan lengkap. Fasilitas pendukung seperti ambulans canggih dan ada dokter dan perawat dapat kita telepon 24 jam tinggal tekan 113, ambulans siap menjemput kita di rumah jika ada situasi darurat. Semua gratis. Asik kan ! Hebatnya ambulans ini didapatkan dari bantuan hibah pemerintah Jepang lho. Konsep seperti ini juga mulai diterapkan di berbagai daerah di Indonesia. Semoga banyak daerah yang segera menyusul ya memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakatnya. 
Suasana ruang tunggu pendaftaran
pasien di RSUD Bantaeng
(Dokumen pribadi)


           Intronya panjang banget yaa.. hehe maklum lagi semangat banget nulisnya nih. Selama ini kan aku pernah periksa kandungan di praktek dokter kandungan, bidan dan RSIA. Nah gimana prosedur pemeriksaan di RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu Bantaeng ? Berikut aku buat runtutannya yaa... hmm sayang masih kurang dokumentasiku 

1. Memasuki gedung rumah sakit, di sebelah kanan terdapat meja resepsionis. Sebagai pasien baru kita diwajibkan mengisi formulir pendaftaran yang berisi biodata dan jenis pembayaran (umum, bpjs, asuransi) dan untuk pasien lama wajib membawa kartu berobat untuk kemudian mendapatkan nomer antrian.
2. Pasien baru menyetorkan formulir dan nomer antrian di konter "Pasien Baru", menunggu sejenak agar petugas menuliskan biodata kita di buku rekam medis dan berkas rekam medis itu kita tanda tangani. Setelah itu, saya mendapatkan kartu berobat yang berlaku seumur hidup, wajib dibawa ketika berobat dan tidak boleh hilang. 
Konter pendaftar pasien baru (Dokumen Pribadi)
3. Jika kita melakukan pemeriksaan dengan pembiayaan BPJS Kesehatan harus membawa surat rujukan ya dari Fasilitas Kesehatan tingkat I maupun dokter yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Jika tidak membawa ya otomatis pembayarannya berlaku umum.
4. Setelah itu kita mendapatkan kuitansi pembayaran administrasi sebesar Rp 30.000  yang dibayarkan via loket pembayaran Bank Sulselbar yang terletak di depan konter Pasien Baru.

5. Kemudian saya menuju ke poli kandungan dengan menunjukkan kuitansi pembayaran dan menyampaikan akan melakukan pemeriksaan USG. Perawat meminta saya untuk cek tensi dulu dan saya lupa untuk timbang berat badan. Hehe. Setelah itu, perawat memberikan selembar kertas yang berisi tulisan pembayaran untuk USG sebesar Rp 120.000. 
6. Balik lagi ke loket pembayaran Bank Sulselbar untuk membayar biaya pemeriksaan dan setelah itu kuitansi diserahkan ke perawat di poli kandungan.
7. Setelah masalah administrasi selesai tinggal menunggu antrian pemeriksaan dokter kandungan. 
8. Jangan lupa untuk membawa buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) pada saat pemeriksaan kandungan ya di tiap fasilitas kesehatan. 

Kartu Berobat dan Kartu
BPJS Kesehatan (Dokumen
Pribadi)

Saya belum mengeksplor keseluruhan dari RSUD Bantaeng jadi sementara penilaian saya masih di seputar lantai 1. Di lantai 1 terdapat beberapa ruangan poli pemeriksaan sesuai dengan penyakit, IGD, ruang instalasi radiologi, konter pasien baru dan lama, loket pembayaran, konter BPJS Kesehatan, apotek dan toilet. Untuk pelayanan pemeriksaan RSUD Bantaeng sudah baik ditunjang fasilitas baik itu ruangan, dokter, petugas medis dan peralatan kesehatan. Pemeriksaan dokter di tiap poli dilakukan dari hari Senin - Sabtu pukul 08.00 - 11.00 WITA.  Keberadaan RSUD Insya allah saya berencana akan melahirkan di RSUD Bantaeng, mohon doanya semoga persalinan berjalan lancar serta ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Aamiin. 
Suasana di ruang tunggu poli pemeriksaan (Dokumen Pribadi)



With love, 
Puput




Minggu, 11 Februari 2018

NICE HOMEWORK #3 MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH

           Kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional (MIIP) batch 5 yang memasuki pekan ketiga makin membuat saya baper (terbawa perasaan). Semakin seru tema yang diangkat dan akhirnya membawa kami anggota grup berdiskusi hangat walaupun hanya dengan perantara aplikasi whatsapp dan koneksi internet. Semoga Allah SWT membersamai kami dalam menjadi ibu profesional. Berikut sekilas tentang materi ketiga dengan tema "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah"

Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya. 

Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.Maka tugas utama kita sebagai pembangun  peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.


Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “*misi spesifiknya*”, tugas kita memahami kehendakNya. Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “*peran spesifik keluarga*” kita di muka bumi ini. Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.



Darimana kita harus memulainya?

*PRA NIKAH*

Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:

a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?
b. Adakah yang membuat anda bahagia?
c. Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam’ sampai sekarang?
d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?

Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan, dan tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.

Karena,

*ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA  KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK*

*NIKAH*

Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sbb:

Pertama temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?

Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?

Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?

Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?

Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “misi pernikahan” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.

*ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)*

Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.

a.    Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?

b.   Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?

c.    Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?

Setelah ketiga pertanyaan tambahan  di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.

Karena,

_It Takes a Village to Raise a Child_

Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak.

Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa  potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya. Karena orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang.

Selanjutnya kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.
Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan. Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.

SUMBER BACAAN
Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2013
Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016
Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015
Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
NICE HOMEWORK #3
Badge tepat waktu "Peradaban dari Dalam Rumah"

NIKAH
Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda. Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.
Di dalam surat cinta saya menyampaikan perasaan bangga dan bahagia saya karena dia menjadi suami dan ayah dari anak - anak saya. Mengungkapkan terimakasih atas segala usahanya dan kasih sayangnya untuk keluarga kami dan tak lupa saya meminta maaf jika belum menjadi istri yang masih jauh dari kata sempurna. Semoga keluarga kami selalu diridhai Allah SWT hingga ke jannahNya. Aamiin

Tantangan membuat surat cinta ini memang menguras emosi karena selama menikah belum pernah membuat ungkapan perasaan tertulis kepada suami. Akhirnya surat cinta itu terbaca ketika suami pulang dinas keluar kota. Maklum aja kami masih menjalani LDM (Long Distance Marriage) ya walaupun tiap weekend pasti ketemu sih.

Respon suami setelah membaca surat cinta
Tersenyum dan mengatakan "mantap" . Hahaha :D kami berdua akhirnya tertawa. Ya begitulah pak suami memang sulit untuk romantis untuk berkata - kata. Beliau lebih meresponnya melalui tindakan untuk menyampaikan rasa sayangnya....


b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
Alhamdulillah saat ini saya sedang hamil anak pertama kami yang insya allah akan lahir pada akhir bulan Februari 2018. Mohon doanya semoga persalinan berjalan dengan lancar, ibu dan bayi sehat. Saya berdoa semoga dianugerahi putra - putri yang sehat, sholeh/sholehah, cerdas. dan berakhlak mulia. Semoga Allah SWT meridhaiNya... Aamiin

Semoga saya dan suami diberikan kemampuan dan kekuatan dalam mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak - anak kami. Aamiin




c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

- Ketika saya bekerja di ranah publik pekerja keras inilah salah satu kelebihan yang diakui rekan kerja saya. Karena saya tipikal orang yang totalitas dalam bekerja. Dengan memiliki kelebihan ini saya juga harus bisa membawa keluarga yang produktif.
- Mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru, tidak sulit bagi saya untuk berbaur dengan orang dan lingkungan yang baru sehingga ini membantu saya di perantauan.
- Menyukai membaca dan menulis di blog, merupakan aktivitas me time yang harapannya kedepannya selalu konsisten dan membuat saya produktif sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik. Selalu mengembangkan wawasan dan daya berpikir.
- Saya termasuk tipikal orang yang penyayang dan perhatian, yang bisa memaksimalkan peran sebagai perempuan, istri dan ibu

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Saat ini saya masih tinggal bersama dengan mertua dan menjalani LDM (long distance marriage), alhamdulillah keluarga kami selalu baik dan hidup rukun. Menurut saya lingkungan di tempat saya tinggal sebenarnya saya dikelilingi orang - orang baik. Hanya saja saya merasa tidak cocok dengan pola asuh dan mendidik anak - anaknya. Seperti perlakuan ibu yang terang - terangan membentak dan terkadang main tangan (memukul) ketika anak - anaknya sulit diatur, bertindak agresif, atau sekedar bertengkar dengan temannya. Jadi tak perlu kaget ketika anak - anak usia 1,5 - 4 tahun bisa bertindak sangat manja, agresif, berteriak, gampang menangis, dan bahkan memukul. Padahal usia 0 - 6 tahun pertama kehidupan anak dikenal sebagai "golden age" (usia emas) yang akan menentukan masa depannya. Pada usia emas ini, setiap informasi yang baik dan buruk akan diserap dan membentuk karakter, kepribadian dan kemampuan kognitif anak. Seharusnya mereka mendapatkan stimulasi yang sesuai dengan perkembangan motorik, kognitif, bahasa, agama, moral dan sosio emosional.

Saya tidak nyaman karena dulu sewaktu kecil tidak pernah diasuh dan didik dalam keluarga dan lingkungan saya seperti itu. Bagaimanapun karakter anak selain dari faktor genetik tapi juga dibentuk dari lingkungannya. Ahh... Jujur saja, saya khawatir sekali nanti karakter anak - anak saya malah dominan dibentuk dari lingkungannya. Padahal Bapak dan Ibunya "mati - matian" memberikan teladan yang baik untuk mereka. Apalagi amanah sebagai orangtua menyiapkan buah hati agar mampu menjalani kehidupan dalam lingkungannya di masa mendatang yang amat sangatlah berbeda dengan saat ini.

Selain itu, pemenuhan gizi bagi anak di usia emas di lingkungan tinggal saya masih saya nilai kurang baik. Memang hal ini dipengaruhi dari faktor ekonomi, tapi sebenarnya pemenuhan gizi tidak perlu bahan makanan yang mahal yang penting mudah dan murah didapatkan di lingkungan sekitar, bergizi, serta bervariasi sesuai panduan pedoman gizi seimbang. Jika pemenuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan baik, pola asuh dan mendidik diperbaiki serta ditunjang pemenuhan psikologis anak tentu akan membantu mempersiapkan masa depan anak yang lebih baik. Inilah salah satu tantangan bagi saya jika masih tinggal di rumah mertua. Karena bagaimanapun juga, kami sebagai orangtuanya sudah menyepakati bagaimana pola asuh dan mendidik anak - anak.

Saya meyakini semua yang terjadi pasti ada hikmahnya, untuk saat ini saya masih tinggal di rumah mertua dengan tantangan lingkungan yang dihadapi nantinya ketika mendidik anak tentu dibutuhkan perjuangan yang harus dimulai dari lingkup keluarga terkecil kami. Dengan memberi teladan dalam mendidik dan pemenuhan gizi anak semoga keluarga yang lain dapat melihat dan perlahan meniru. Membutuhkan pendekatan yang baik dan perlahan untuk mengubah mindset ibu - ibu dalam mendidik dan pemenuhan gizi anak. Saya di sini juga masih belum memiliki komunitas bersama perempuan yang produktif. Untuk itu, saya bergabung di Institut Ibu Profesional dengan harapan bertemu dengan perempuan - perempuan pembelajar yang bisa mengembangkan potensi dari diri saya.

Selain itu, suami saya di masa mendatang berkeinginan untuk kembali memakmurkan masjid di lingkungan tempat tinggal. Bahwa masjid tidak hanya dipergunakan sebagai tempat beribadah tetapi juga "dihidupkan" melalui kegiatan sosial sehingga masyarakat sekitarpun selain bisa meningkatkan ibadah dan aktif berkegiatan sosial di masjid kampung.


With love,
Puput
















Menjadi Ibu

  Perempuan memiliki fitrah untuk menjadi seorang ibu, tapi saya sendiri pun menyadari bahwa saya terlahir pada generasi perempuan yang tida...