Selasa, 13 Februari 2018

Megahnya RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu Bantaeng yang dibangun Sang Professor

       
Tampak depan RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu Bantaeng (Dokumen Pribadi)
             Selama ini pemikiran kita tentang fasilitas kesehatan milik daerah pasti terkesan dengan bangunan lawas, sirkulasi udara yang singup, hingga personil kesehatannya yang terkesan kurang ramah. Namun, hal sebaliknya saya temui di RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu Bantaeng. Penamaan nama RSUD dilatar belakangi dari salah seorang putra daerah dari Bantaeng yaitu Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu yang merupakan guru besar di Fakultas Kedokteran UNHAS bagian ilmu penyakit kulit dan kelamin. Keberadaan RSUD ini tidak terlepas dari kiprah Bupati Kab. Bantaeng Prof. H. M. Nurdin Abdullah untuk menyulap kawasan kumuh, tidak bernilai ekonomi dan tak menarik dengan reklamasi. Reklamasi di kawasan pantai Seruni berdampak pada peningkatan ekonomi daerah, naiknya kunjungan wisata bahkan menekan tingkat perceraian di Kab. Bantaeng sebagai imbas tersedianya ruang publik bagi warga. 
Kawasan Pantai Seruni Bantaeng dari bidikan drone (Sumber http://makassar.tribunnews.com/2017/11/07/foto-drone-indahnya-kawasan-pantai-seruni-bantaeng-saat-malam-hari)

            Gedung RSUD Bantaeng berlantai 8 dengan desain bangunan modern juga bertaraf internasional. Jika kita berkunjung ke Kab. Bantaeng Sulawesi Selatan, satu - satunya bangunan yang tinggi menjulang hanya gedung RSUD. Sekilas jika kita tidak membaca papan nama rumah sakit pasti mengira gedung ini layaknya sebuah mall di kota - kota besar. Tempatnya pun sangat strategis dan mudah dijangkau. RSUD Bantaeng menyajikan pemandangan laut dan alun - alun. Seyogyanya pasien yang sedang dirawat di RSUD Bantaeng lekas sembuh karena bagi saya rumah sakit ini jauh dari hiruk pikuk kota, bisa melihat pemandangan laut dengan sunset sebagai daya tariknya dan aktivitas warga di alun - alun yang dikelilingi pepohonan rindang. Saya yang telah resmi berKTP Bantaeng tentu merasa tenang dan bangga dengan keberadaan RSUD Bantaeng. Karena jarak Kabupaten Bantaeng dengan Kota Makassar sekitar 120 km dan butuh waktu 4 jam perjalanan darat. Tentu akan sangat butuh waktu dan biaya jika kita membutuhkan pemeriksaan di fasilitas kesehatan yang pelayanannya baik dan lengkap. Fasilitas pendukung seperti ambulans canggih dan ada dokter dan perawat dapat kita telepon 24 jam tinggal tekan 113, ambulans siap menjemput kita di rumah jika ada situasi darurat. Semua gratis. Asik kan ! Hebatnya ambulans ini didapatkan dari bantuan hibah pemerintah Jepang lho. Konsep seperti ini juga mulai diterapkan di berbagai daerah di Indonesia. Semoga banyak daerah yang segera menyusul ya memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakatnya. 
Suasana ruang tunggu pendaftaran
pasien di RSUD Bantaeng
(Dokumen pribadi)


           Intronya panjang banget yaa.. hehe maklum lagi semangat banget nulisnya nih. Selama ini kan aku pernah periksa kandungan di praktek dokter kandungan, bidan dan RSIA. Nah gimana prosedur pemeriksaan di RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu Bantaeng ? Berikut aku buat runtutannya yaa... hmm sayang masih kurang dokumentasiku 

1. Memasuki gedung rumah sakit, di sebelah kanan terdapat meja resepsionis. Sebagai pasien baru kita diwajibkan mengisi formulir pendaftaran yang berisi biodata dan jenis pembayaran (umum, bpjs, asuransi) dan untuk pasien lama wajib membawa kartu berobat untuk kemudian mendapatkan nomer antrian.
2. Pasien baru menyetorkan formulir dan nomer antrian di konter "Pasien Baru", menunggu sejenak agar petugas menuliskan biodata kita di buku rekam medis dan berkas rekam medis itu kita tanda tangani. Setelah itu, saya mendapatkan kartu berobat yang berlaku seumur hidup, wajib dibawa ketika berobat dan tidak boleh hilang. 
Konter pendaftar pasien baru (Dokumen Pribadi)
3. Jika kita melakukan pemeriksaan dengan pembiayaan BPJS Kesehatan harus membawa surat rujukan ya dari Fasilitas Kesehatan tingkat I maupun dokter yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Jika tidak membawa ya otomatis pembayarannya berlaku umum.
4. Setelah itu kita mendapatkan kuitansi pembayaran administrasi sebesar Rp 30.000  yang dibayarkan via loket pembayaran Bank Sulselbar yang terletak di depan konter Pasien Baru.

5. Kemudian saya menuju ke poli kandungan dengan menunjukkan kuitansi pembayaran dan menyampaikan akan melakukan pemeriksaan USG. Perawat meminta saya untuk cek tensi dulu dan saya lupa untuk timbang berat badan. Hehe. Setelah itu, perawat memberikan selembar kertas yang berisi tulisan pembayaran untuk USG sebesar Rp 120.000. 
6. Balik lagi ke loket pembayaran Bank Sulselbar untuk membayar biaya pemeriksaan dan setelah itu kuitansi diserahkan ke perawat di poli kandungan.
7. Setelah masalah administrasi selesai tinggal menunggu antrian pemeriksaan dokter kandungan. 
8. Jangan lupa untuk membawa buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) pada saat pemeriksaan kandungan ya di tiap fasilitas kesehatan. 

Kartu Berobat dan Kartu
BPJS Kesehatan (Dokumen
Pribadi)

Saya belum mengeksplor keseluruhan dari RSUD Bantaeng jadi sementara penilaian saya masih di seputar lantai 1. Di lantai 1 terdapat beberapa ruangan poli pemeriksaan sesuai dengan penyakit, IGD, ruang instalasi radiologi, konter pasien baru dan lama, loket pembayaran, konter BPJS Kesehatan, apotek dan toilet. Untuk pelayanan pemeriksaan RSUD Bantaeng sudah baik ditunjang fasilitas baik itu ruangan, dokter, petugas medis dan peralatan kesehatan. Pemeriksaan dokter di tiap poli dilakukan dari hari Senin - Sabtu pukul 08.00 - 11.00 WITA.  Keberadaan RSUD Insya allah saya berencana akan melahirkan di RSUD Bantaeng, mohon doanya semoga persalinan berjalan lancar serta ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Aamiin. 
Suasana di ruang tunggu poli pemeriksaan (Dokumen Pribadi)



With love, 
Puput




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadi Ibu

  Perempuan memiliki fitrah untuk menjadi seorang ibu, tapi saya sendiri pun menyadari bahwa saya terlahir pada generasi perempuan yang tida...