Senin, 23 September 2019

Mengenal Metode Montessori

Tren Montessori belakangan ini berkembang pesat dalam pola mendidik anak khususnya anak usia dini. Di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya penerapan montessori di tingkat PAUD dan daycare hingga tingkat sekolah makin masif. Tentu hal ini sebuah perkembangan positif dalam dunia pendidikan karena untuk mengoptimalkan tumbuh kembang dan daya pikir anak, metode montessori bisa dijadikan role mode. Metode montessori merupakan suatu pendidikan yang diciptakan dan didasarkan pada teori perkembangan anak yang diciptakan oleh Dr. Maria Montessori.   Metode montessori tercipta sebagai dari akibat keprihatinan Dr. Maria Montessori terhadap anak - anak berkebutuhan khusus yang sangat membutuhkan stimulasi sensorik dan keterampilan motorik. Melalui metode Montessori, anak-anak berkebutuhan khusus belajar dengan menggunakan alat-alat sederhana yang dapat secara langsung digenggam dan diamati bentuk fisiknya oleh mereka. Setelah melakukan pengamatan berkala pada anak-anak tersebut, Maria Montessori menemukan bahwa terdapat perubahan yang signifikan pada perkembangan anak-anak yang diajarkannya dalam berbagai aspek tumbuh kembang (Danner dan Fowler, 2015).

Metode Montessori memiliki tujuan utama yaitu memberikan pengalaman yang menyenangkan pada anak dalam proses belajar dengan kebebasan anak untuk memilih apa yang disukainya. Selain itu, metode ini juga berusaha untuk menyiapkan anak-anak yang tangguh dan siap menghadapi keadaan di masa depannya (Wolf, 1995). Pada akhirnya metode montessori tidak hanya digunakan untuk mendidik anak - anak berkebutuhan khusus tetapi juga untuk anak - anak normal. Maria Montessori kemudian menemukan sebuah pencerahan. Ternyata anak-anak yang ditempatkan di lingkungan yang didesain sedemikian rupa, mampu mengembangkan dirinya sendiri secara lebih signifikan. 

Awal dulu saya mengenal metode montessori dari web indonesiamontessori.com yang dirintis ole Elvina Lim Kusumo. Alasan saya tertarik mengenalkan montessori untuk bermain dan belajar bersama Fatih karena montessori akan memberikan dampak yang baik untuk kemampuan berpikir dan psikologis untuk masa depannya. Elvina Lim Kusumo juga sudah menerbitkan buku Montessori berjudul "Montessori di Rumah 55 kegiatan pratical life", "Montessori di Rumah 55 kegiatan matematika", dan "Montessori di Rumah buku aktivitas kegiatan matematika".Menurut Elvina, lima tahun pertama kehidupan anak merupakan masa-masa yang bagus untuk mendapat stimulasi.masa awal kelahiran pada anak 5 tahun merupakan masa keemasan dimana masa tersebut sangat bagus untuk orang tua pakai menstimulasi anak-anaknya.

Metode Montessori membebaskan anak - anak memilih kegiatan yang disukainya, sedangkan guru atau orangtua hanya sebagai fasilitator yang dipercaya akan mengembangkan bakat alami anak tanpa paksaan dari guru atua orang tua. Maria montessori meyakini anak memiliki absorbent mind (otak anak bekerja seperti spons), Anak menyerap informasi dengan mudah dari lingkungannya. Kita sebagai orangtua juga harus peka dalam mengamati tiap fase sensitif (sensitif period) anak. Apa sih yang dimaksud sensitif period yakni suatu tahap perkembangan ketika anak dapat dengan mudah menerima dan mempelajari kemampuan tertentu. Jadi kita orang tua tidak bisa memaksakan anak untuk dapat membaca, menulis ataupun menguasai kemampuan lainnya ketika anak belum berada pada fase sensitif. 
Kurikulum Montessori untuk Fatih


Saya bersyukur bergabung di KBC (Komunitas Bunda Cerdas) bisa mengikuti kulwap  Online Montessori dengan dr. Pinansia Finska Poetri (montessori educator). Materi montessori dipaparkan dengan detail dan peserta kulwap diberikan kesempatan bertanya. Selain itu peserta kulwap diwajibkan membuat kurikulum montessori untuk diterapkan pada anak. Menurut penjelasan dr. Pinan, Practical life, sensorial, Bahasa, matematika, dan budaya adalah lima aspek yang diajakan pada metode montessori melalui pendekatan material. Secara garis besar dalam montessori terdapat 2 fase dari seorang anak yakni unconscious mind (0-3 tahun) dan conscious mind (3 tahun ke atas). Pada saat anak dalam fase unconscious ibarat otak sering anak seperti spons apa yang dia dapatkan dari lingkungan, itulah yang dia dapat. Semakin banyak stimulasi yang kita berikan kepada anak makan akan semakin cerdas otaknya. Sedangkan fase conscious mind, anak mulai sudah tahu apa kemauannya, minatnya dan kita tinggal memfasilitasinya saja. 

Fatih yang sedang berusia 18 bulan masuk pada unconscious mind bisa diberikan kegiatan montessori basic/dasar superti menyendok, menuang, menjepit dan memeras. Prinsip dasarnya dari sederhana ke kompleks. Kenapa menyendok, menuang dan menjepit penting diajarkan? Karena kita akan melatih 3 jari anak yang dominan akan dipakai untuk menulis (jempol, telunjuk dan jari tengah). Makin sering melakukan kegiatan tersebut, makin kuat ototnya, dan pada akhirnya makin gampang dia akan belajar menulis. 

Hasil yang didapatkan anak yang dididik dengan metode Montessori
1. Mereka jadi anak disiplin dan mematuhi aturan.
2. Mereka jadi anak yang percaya diri dan tahu apa yang mereka minati dari kecil.
3. Mereka jadi orang yang menghargai proses dan jika gagal mereka akan cepat bangkit dan mulai dari awal.
4. Mereka jadi mencintai sekitarnya, sayang binatang, sayang lingkungan. Karena kita sudah tanamkan dari kecil konsep culture.

Pada intinya, sebelum kita orangtua mengajarkan metode montessori, kita harus jadi montessorian terlebih dulu. Dibutuhkan kesabaran, ketekunan dan disiplin dalam menerapkan metode montessori. Lebih lanjut kita tidak bisa langsung mendapatkan hasil yang kita inginkan, turunkan ekspektasi biarkan anak belajar sesuai dengan keinginan. Kita hanya memfasilitasinya saja. Berusahalah mengupayakan pendidikan beriringan dengan mengajarkan akhlak yang terbaik untuk anak, jangan sampai kita hanya bisa menyesal dikemudian hari. Tetap semangat, lakukan yang terbaik sesuai kemampuan kita. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan lindunganNya untuk keluarga kita. Aamiin. 


Menjadi Ibu

  Perempuan memiliki fitrah untuk menjadi seorang ibu, tapi saya sendiri pun menyadari bahwa saya terlahir pada generasi perempuan yang tida...