Minggu, 05 April 2015

Wanita (harus) Materialistik !

Materialistik adalah sifat kebendaan atau keduniawian yang dimiliki oleh manusia.Sifat materialistik timbul karena desakan kebutuhan. Wanita (harus) materialistik, bukanlah sekedar ungkapan. Mungkin selama ini di masyarakat materialistik identik dengan sifat menghambur-hamburkan uang untuk kesenangan. Kaum wanita memang dianugerahi sifat yang cenderung menilai segala sesuatu dengan panca indra.  Hal ini terlihat dari pusat-pusat perbelanjaan yang selalu dipadati oleh kaum hawa. Lihat saja dari segi penampilan yang modis. Walaupun hanya sekedar jalan atau memang bertujuan untuk belanja. Uang memang bukan prioritas utama tetapi uang kebutuhan yang tidak dapat dihindari.
Wanita (harus) materialistik, bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk masa depan keluarganya. Karena bukan untuk dia (wanita), terutama anak-anak. Seperti yang kita pahami, kebutuhan seperti sandang, pangan dan sekolah semakin meningkat tiap tahunnya. Jika tidak diimbangi dengan sumber pendapatan yang cukup maka tidak mungkin didapatkan semua kebutuhan dasar berkualitas. Padahal anak-anak itu menjadi masa depan bangsa kita. Sebenarnya sifat materialistik tidak bisa diukur melalui materi saja (kekayaan) tetapi bagaimana kita menyadari hati kita pun harus kaya. Kaya pemikiran dan kaya tindakan yang positif.
Kaum wanita harus menyadari perannya yang berat dalam memikul tanggung jawab sebagai seorang istri dan ibu. Menyeimbangkan pekerjaan domestik rumah tangga, mendidik anak, bahkan bekerja menjadi hal yang sulit tanpa mengorbankan sesuatu. Untuk itu, wanita harus menyadari zaman sekarang bukanlah sebelum era Kartini yang masih rendah emansipasi wanitanya. Wanita dituntut meningkatkan kompetensi dirinya sendiri. Jangan sampai menjadi wanita yang tak produktif. Wanita harus cerdas dan berjiwa sosial tinggi, agar mampu berinteraksi dengan masyarakat. Percuma berwajah cantik rupawan, tetapi tidak pernah nyambung jika diajak bicara. Wanita (harus) sebagai tiang negara, karena dari wanita lah, generasi penerus dilahirkan.
Tentunya kaum lelaki yang memandang sinis wanita materialistik diindikasikan tidak mampu berusaha kerja keras untuk memenuhi kebutuhan.  Padahal jelas-jelas, wanita menuntut kaum lelaki untuk bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja ikhlas untuk kebaikan keluarganya. Dalam berkeluarga, keinginan setiap orangtua adalah mengetahui putra-putrinya bisa lebih baik dalam segala hal. Wanita juga jangan menjadi wanita yang bergantung pada kaum lelaki. Harus bisa mandiri, terutama mandiri dalam hal pendapatan. Sungguh indah, jika kita kaum wanita bisa mendidik anak dengan baik tanpa mengorbankan kebahagiaan keluarga tetapi juga mampu berdaya secara ekonomi. Wanita memang materialistik!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadi Ibu

  Perempuan memiliki fitrah untuk menjadi seorang ibu, tapi saya sendiri pun menyadari bahwa saya terlahir pada generasi perempuan yang tida...