Jumat, 23 Juni 2017

FAKTA TENTANG MIKROPLASTIK





Saya terhenyak ketika membaca sebuah judul artikel ”Pembunuh itu adalah sampah plastik” yang ditulis oleh Silvano Hajid dalam  website pribadinya sehingga saya tertarik untuk membuat tulisan tentang mikroplastik. Apa sih mikroplastik itu? Mikroplastik adalah partikel yang besarnya tidak lebih dari 1 mm berasal dari bahan baku plastik dan kosmetik. Jadi mikroplastik dihasilkan dari sampah plastik yang terdegradasi menjadi ukuran lebih kecil. Menurut www.lingkunganhidup.com, dalam studi terbaru memperkirakan sekitar 5 triliun partikel plastik dengan berat total 268.940 ton mengapung di lautan saat ini. Seluruh negara di dunia menyumbang triliunan partikel plastik yang dihasilkan dari sampah plastik 1,3 miliar ton setiap tahun. Sedangkan studi yang dilakukan UNEP (United Nations Environment Programme) setidaknya sebanyak 280 juta ton plastik diproduksi di dunia setiap tahunnya. Pada tahun 2025, Bank Dunia menyebutkan angka 2,2 miliar ton sampah plastik yang akan dihasilkan di seluruh dunia. Dampak yang ditimbulkan akibat sampah plastik yang merusak ekosistem laut dan wisata alam setiap tahun sekitar 13 miliar dollar. Indonesia tidak boleh berbangga dengan predikat sebagai negara kedua penyumbang sampah plastik terbesar di dunia yaitu 187,2 juta ton setelah China yang mencapai 262,9 juta ton (Jambeck, 2015).
Apa saja tipe dari mikroplastik ?
Microbeads pada produk kosmetik (facecoexist.com)

     Mikroplastik primer berasal dari microbeads, kapsul, fiber dan pellets. Contohnya pada kosmetik seperti produk pembersih yang yang mengandung microbeads (butiran plastik berukuran sangat kecil yang berfungsi untuk meluruhkan sel – sel kulit mati) , microfiber digunakan pada tekstil, dan getah kelapa untuk proses pembuatan plastik.
      Mikroplastik sekunder berasal dari hasil sampah plastik yang terbawa ke lautan, terpecah menjadi plastik yang berukuran kecil. Mikroplastik tersebut terombang – ambing di lautan tanpa pernah bisa terurai hingga ratusan tahun dan menjadi santapan organisme laut.

Dampak apa yang ditimbulkan dari mikroplastik ?
Grafis penjelasan tentang Microbeads (https://secure.greenpeace.org.uk/page/-/microbeads-infographic.jpg)

Pertama
, mikroplastik ditemukan di perut berbagai organisme laut dari plankton sampai paus. Tentu saja ini merisaukan, ternyata cemaran mikroplastik yang ukurannya tak kita sadari membunh perlahan berbagai organisme laut.

Kedua, dikutip dari The Guardian penelitian yang dilakukan oleh Peter Eklov ahli Ekologi dari Universitas Uppsala di Swedia menyatakan mikroplastik mengubah perilaku makan ikan perch, lebih lambat perkembangannya serta telur ikan yang hidup di lingkungan kaya mikroplastik rata – rata memiliki sintasan (daya tetas) lebih rendah. Pada jangka waktu lama jika tidak ada perbaikan pada lingkungan kita tentu akan mengancam ketersediaan ikan di laut dan mengganggu ketahanan pangan kita.

Ketiga, mikroplastik berpotensi mencemari rantai makanan serta mengkontaminasi pada biota ekosistem/habitat. Karena mikroplastik dapat menyerap dan melepaskan bahan kimia yang sangat beracun. Keberadaan mikroplastik di perairan yang mendominasi dan berukuran sangat kecil dapat dengan mudah dimakan oleh organisme air. Tentu saja hal ini mengganggu dan mencemari rantai makanan dan beresiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Keempat, mikroplastik mengganggu fungsi ekosistem mangrove dan menyebabkan kematian bibit mangrove. Tidak hanya di ekosistem mangrove tapi mikroplastik mampu menutupi perairan terumbu karang sehingga meningkatkan toksisitas perairan. Selain itu, microbeads menyumbat saluran pencernaan terumbu karang sehingga menyebabkan mati kelaparan.

Kelima, mikroplastik ternyata telah mencemari laut dalam seperti sedimen laut dalam dan sampel karang. Cemaran mikroplastik pada laut dalam sangat mengkhawatirkan karena pengaruhnya yang belum diketahui terhadap keseimbangan ekosistem laut dalam.

Bagaimana cara kita untuk mengurangi mikroplastik ?
1.    Hindari membeli dan menggunakan produsen kosmetik yang mengandung microbeads. Microbeads yang berukuran sangat kecil (+ 5 mm) dapat dengan mudah mengalir hingga ke lautan tanpa bisa disaring di pengolahan limbah. Di lautan triliunan microbeads itu dikonsumsi oleh berbagai organisme laut. Tentu saja itu akan mengganggu rantai makanan dan bisa mengancam kesehatan manusia. Untuk itu mari luangkan waktu untuk membaca komposisi produk kosmetik kita terbebas dari Polyethylen (PE), Polypropylene (PP), Polyethylene terephthalate (PET), Polymethyl methacrylates (PMMA) dan Nylon (PA). Sebagai konsumen yang bijak mari kita beralih pada produk kosmetik yang tidak mengandung microbeads. Jadi kita ikut berperan untuk mengurangi dampak mikroplastik.

2.    Mulailah untuk bertindak sederhana seperti mengurangi sampah yang kita hasilkan, membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah organik dan anorganik, dan mendaur ulang sampah. Gerakan bank sampah dan mendaur ulang sampah menjadi produk di beberapa daerah perlu ditingkatkan dan diperluas agar mampu mengurangi sampah dan memberikan nilai tambah pada masyarakat.  

3.    Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan berbagai upaya penanganan sampah plastik di wilayah pesisir dan laut, di antaranya mengeluarkan Peraturan Dirjen No: 11/PER-DJKP3K/2015 tentang Pedoman Pengelolaan Limbah di Kawasan Wisata Kuliner Pantai; membuat Pedoman Pengelolaan Pencemaran Sampah Domestik di Wilayah Pesisir; melakukan publikasi dengan poster, leaflet, dan film; ikut menyusun Rencana Aksi Penanggulangan Sampah Plastik yang dikoordinasikan oleh Kemenko bidang Kemaritiman; menjadi anggota Pokja V dalam Tim Penanggulangan Sampah Nasional yang diinisiasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK); serta memberikan bimbingan Teknis Pengolahan Sampah Plastik untuk menjadikan sampah plastik diolah kembali agar menjadi bahan bernilai ekonomi.

4.    Seperti yang dikutip dari lampungpro.com, Pemerintah Indonesia telah menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) untuk menanggulangi sampah plastik laut. RAN disusun dalam lima pilar yakni perubahan perilaku, mengurangi produksi sampah di darat, mengurangi produksi sampah dari aktivitas di laut, mengurangi produksi dan penggunaan sampah serta meningkatkan mekanisme pendanaan, reformasi kebijakan dan penegakan hukum.


                                                                                                       With love,
                                                                                                        Puput




Referensi

 http://sains.kompas.com/read/2016/06/21/18103391/mikroplastik.membunuh.ikan.sebelum.sempat.kawin




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadi Ibu

  Perempuan memiliki fitrah untuk menjadi seorang ibu, tapi saya sendiri pun menyadari bahwa saya terlahir pada generasi perempuan yang tida...