Rabu, 14 Juni 2017

Kilau Ikan Pelangi (Melanotaenia boesemani)



Budidaya ikan hias air tawar merupakan salah satu usaha agribisnis dengan prospek yang cerah, karena potensi pasarnya masih sangat terbuka, baik pasar domestik, regional maupun internasional. Data tahun 2013 Dewan Ikan Hias Indonesia (DIHI) menyebutkan, nilai perdagangan ikan hias global mencapai US$ 5 miliar dengan pertumbuhan 8% per tahun. Dari nilai tersebut sebanyak 85% didominasi ikan hias air tawar dan sisanya 15% merupakan ikan hias laut. Selain itu dapat ditunjukkan oleh nilai ekspor ikan hias pada tahun 2011, nilai ekspor ikan hias sebesar US$ 13,26 juta. Dengan nilai itu, Indonesia menguasai 6,95% perdagangan ikan hias dunia menduduki rangking ke lima eksportir ikan hias terbesar dunia setelah Ceko, Thailand, Jepang, dan Singapura.
Ikan rainbow atau yang lebih populernya dikenal dengan nama “rainbow fish“ merupakan jenis ikan hias yang saat ini menjadi komoditi ekspor yang paling banyak diminati oleh pecinta ikan hias. Salah satu jenisnya yang terkenal adalah ikan pelangi boesemani (Melanotaenia boesemani). Pesona boesemani yang paling dominan terletak pada warnanya yang indah menyerupai pelangi (rainbow) serta bentuk tubuh yang menarik. Permintaan ikan pelangi boesemani yang tinggi dengan harga yang mahal menyebabkan eksploitasi spesies ini di alam menjadi semakin meningkat dan tidak terkendali. Untuk itu, diperlukan adanya suatu upaya agar kelestarian sumber daya ikan pelangi  boesemani (Melanotaenia boesemani) di alam tetap lestari yaitu melalui pengembangan budidaya. Akan tetapi dalam budidaya masih mengalami kendala dalam hal pemasaran. Hal ini dikarenakan kecerahan ikan pelangi hasil budidaya masih kurang baik dibandingkan dengan hasil tangkapan alam.
Warna merupakan salah satu parameter dalam penentuan nilai ikan hias. Semakin cerah warna suatu jenis ikan, maka semakin tinggi nilainya. Faktor makanan memiliki pengaruh dalam pembentukan warna ikan hias, oleh sebab itu perlu diberikan pakan yang dapat mendukung penampakan warna tersebut (Djamhuriyah dkk, 2005). Menurut Sasson (1991) dan Erhenberg (1980), pada ikan hias air tawar yang diberi pakan Spirulina dapat membuat warna ikan hias tersebut menjadi lebih berkilau. 

1. Klasifikasi Ikan Pelangi Boesemani (Melanotaenia boesemani)
Ikan Pelangi (http://www.tropicalfishsite.com)

M
enurut Allen dan Cross (1980), klasifikasi ikan pelangi boesemani adalah sebagai berikut:
Phylum                : Chordata
Sub phylum         : Vertebrata
Class                    : Osteichthyes
Subclass               : Actinopterygii
Ordo                    : Atheriniformes
Family                  : Melanotaeniidae
Genus                  : Melanotaenia
Spesies                 : Melanotaenia boesemani
Nama lokal           : ikan kaskado, boeman’s rainbow fish

2. Morfologi Ikan Pelangi Boesemani (Melanotaenia boesemani)
Menurut Suyatno (2000) ikan rainbow memiliki bentuk tubuh yang khas yaitu bentuk mulut yang agak panjang, tubuh pipih, sirip punggung dan sirip perut berbentuk simetris mendekati ekor, bentuk sirip ekor agak bercagak, memiliki sirip punggung ganda, sirip punggung pertama lebih kecil dibandingkan sirip punggung kedua yang letaknya berdekatan, sedangkan bentuk kepala untuk ikan jantan lebih kecil dari ikan betina (Allen, 1991).
Pelangi boesemani pada bagian kepala hingga pertengahan badan terdapat kombinasi warna biru muda kehijau - hijauan sampai gelap metalik. Pada pangkal ekor, berwarna kuning emas. Garis tengah badan (linea lateralis) yang membujur dari tutup insang sampai pangkal ekor  berwarna hitam. Kombinasi dari beberapa warna di atas sisik yang keperak – perakan. letak sirip punggung dan anus yang agak kebelakang. Posisi seperti itu memungkinkan boesemani melesat cepat sewaktu berenang (Wijaya,2011).

3. Spirulina platensis

Spirulina platensis (http://algae-lab.com)

Dalam peningkatan warna ikan hias pembudidaya lebih memilih sumber pigmen alami seperti Spirulina platensis dibandingkan dengan zat warna sintetik ke dalam pakan. Komposisi pigmen yang terkandung dalam Spirulina adalah phycocyanin, chlorophyll-a dan carotene (Vonshak, 2008).  Kandungan carotene yang tersusun adalah xantophyll (37%), ß-carotene (28%) dan zeaxanthin (17%) (Tongsiri et al., 2010).  Sumber utama dalam pewarnaan pada ikan yaitu  pigmen karoten. Kandungan karotenoid yang tinggi akan menyebabkan warna ikan semakin cerah. Penelitian Utomo, dkk (2005) menunjukkan bahwa penambahan Spirulina platensis pada pakan sebanyak 1% menghasilkan tingkat perubahan warna paling tinggi pada ikan koi (Cyprinus carpio L.)
Penelitian Djamhuriyah dkk (2005) mengemukakan ikan pelangi merah (Glossolepis incises) yang mendapatkan perlakuan pakan pelet memberikan warna lebih baik daripada pakan Tubifex dan Chironomus. Sedangkan Sulawesty (1997) mendapatkan bahwa warna ikan pelangi yang mendapatkan perlakuan karotenoid meningkat terus sampai usia pemeliharaan 40 hari. Storebaken & No (1992) menyebutkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pigmentasi pada ikan, antara lain ukuran, umur ikan, perkembangan seksual, dan faktor genetis.
4. Pigmentasi ikan pelangi
Pada umumnya pewarnaan tubuh ikan merupakan mekanisme pigmen yang dikendalikan oleh hormone-hormon tertentu akibat reaksi terhadap kondisi lingkungan ikan yang bersangkutan. Tampilan warna ikan ditentukan oleh jumlah dan konsentrasi sel-sel warna. Selain itu juga ditentukan oleh kedalaman letak sel dalam lapisan kulit. Ikan tidak dapat membuat pidmen warna sendiri, jika ikan diberi pakan yang tidak mengandung pigmen warna yang dibutuhkan, makan ikan tersebut akan kehilangan warnanya (Anonim dalam Sudarsono, 2010).
5. Fungsi penambahan bahan pigmentasi warna
Fungsi dari penambahan bahan pewarna alami ini untuk memningkatkan kecerahan warna ikan hias. Pigmen warna ini dikenal dengan karoten yang merupakan sumber utama terhadap pewarnaan pada ikan. Karotenoid hanya bisa disintesa oleh tumbuhan termasuk didalamnya phytoplankton, algae, dan sejumlah kecil jamur atau bakteri yang kemudian dimanfaatkan oleh hewan, melalui rantai makanan yang diberikan. Dengan menambahkan bahan alami yang mengantung pigmen warna dapat mencerahkan warna ikan hias yang lama kelamaan akan memudar apabila tidak diberikan tambahan karotenoid (Anonim, 2012).

DAFTAR PUSTAKA
Allen and Cross.1980. The Taxonomicon of Melanotaenia boesemani. http://www.Zipcodezoo.com/melanotaenia bosemani.html,diakses 1 Januari 2013.

Allen, G.R. 1991. Field Guide to freswater Fishes of New Guinea. Publication 9 of Cristensen Research Institute.Papua New Guinea.
Djamhuriyah S Said, W.D. Supyawati, dan Noortiningsih. 2005. Pengaruh Jenis Pakan Dan Kondisi Cahaya Terhadap Penampilan Warna ikan Pelangi Merah Glossolepis Incisus Jantan. Jurnal Iktiologi Indonesia, Volume 5, Nomor 2, Desember 2005.

Hastuti, Sri Dwi, 2011. Buku Penuntun Praktikum. Malang. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang.
Indarti, Moh. Muhaemin, dkk, 2012.  Modified Toca Colour Finder (M-Tcf) Dan Kromatofor Sebagai Penduga Tingkat Kecerahan Warna Ikan Komet (Carasius Auratus Auratus) Yang Diberi Pakan Dengan Proporsi Tepung Kepala Udang (Tku) Yang Berbeda. e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 1 Oktober 2012 ISSN: 2302-3600.

James, R. 2010. Effect of Ditary Supplementation of Spirulina on Growth and Phophatase Activity in Copper-Exposed Carp (Labeo rohita). The Israel Journal of Aquaculture- Bamidgeh. Vol 62(1): 19-27.

Kurniawati, dan Iskandar, dkk, 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Spirulina platensis Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Lobster Air tawar Huna Merah (Cherax quadricarinatus) : Jurnal Perikanan dan Kelautan ISSN : 2088-3137. Vol.3. No.3. September 2012:157-161.

Mara, K. I. 2010. Pengaruh Penambahan Tepung Kepala Udang dalam Pakan Buatan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Rainbow Merah (Glossolepis incises Weber).Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Jakarta : Jakarta.

Sasson, A. 1991. Culture of microalgae in achievement and evaluation. United Nation Educational, Scientific and Cultural Organitation (UNESCO) Place de Pontenry : Paris . France. 104p.

Subamia,Iw; Bastiar, Musa dan Ruby, 2009. Pemanfaatan Maggot Yang Diperkaya Dengan Zat Pemicu Warna Sebagai Pakan Untuk Peningkatan Kualitas Warna Ikan Hias Rainbow (Melanotaenia boesemani) Asli Papua : Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok: Email. Irbihat@dkp.go.id.
Sulawesty, F.1997. Perbaikan Penampilan Ikan Pelangi Merah (Glossolepis Incisus) Jantan Dengan Menggunakan Karotenoid Total Dari Rebon. Limnotek,5 (1): :23-30

Utomo, O. Carman, dkk, 2006. Pengaruh Penambahan Spirulina Platensis Dengan Kadar Berbeda Pada Pakan Terhadap Tingkat Intensitas Warna Merah Pada Ikan Koi Kohaku (Cyprinus Carpio L.) : Jurnal akuakultur Indonesia, 5 (1): 1-4 (2006) Http://Jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id.

Walpole, R. E. 1992. Pengantar Statistika. Gramedia Jakarta. 515 hal.
Wijaya,2011. Boesemani Rainbow Jantan Diminati Ekspor. http://www.nirwana aquarium.blogspot.com/2011/05/boesemani-rainbow-diminati.htm, diakses tangal 1 Januari 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadi Ibu

  Perempuan memiliki fitrah untuk menjadi seorang ibu, tapi saya sendiri pun menyadari bahwa saya terlahir pada generasi perempuan yang tida...